Sebagian besar murid-murid JIS ini sudah bisa membatik dan bermain gamelan, bahkan yang asli warga Indonesia pun belum tentu bisa membatik dan bermain gamelan seperti mereka.
Psikolog dan pemerhati anak Seto Mulyadi atau Kak Seto mengatakan Jakarta Intercultural School (JIS) merupakan sekolah yang berkualitas karena tidak hanya mengajarkan kecerdasan kognitif pada anak tetapi juga spiritual.
Menurut Kak Seto, dia juga melihat foto-foto dan gambar yang menunjukkan jiwa nasionalisme dan sosial murid-murid di JIS. Dia mengatakan murid JIS melakukan pekerjaan sosial di tempat-tempat kumuh dan membantu korban bencana alam.
"Ada orang tua yang mengatakan anak-anaknya bangga saat mengenakan baju tradisional. Ada pula yang belajar gamelan. Itu semua didapatkan di JIS," tuturnya. Ternyata, meski mayoritas siswa JIS adalah kalangan anak-anak asing, justeru mereka lebih menunjukan “Keindonesiaannya” daripada anak-anak Indonesia sendiri.