Mohon tunggu...
Mai Queenda
Mai Queenda Mohon Tunggu... -

Semoga selalu Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak-anak JIS yang Lebih “Indonesia”

5 Januari 2016   14:32 Diperbarui: 5 Januari 2016   15:20 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Jakarta Intercultural School atau yang lebih sering di Panggil JIS merupakan sekolah Internasional yang berdiri sejak 1951. JIS memiliki 2.400 siswa berusia 3 sampai 18 tahun yang berasal dari 60 negara. Sekolah ini mengikuti model kurikulum Amerika Utara dari prasekolah sampai kelas 12.

Diakreditasi oleh Western Association of Schools and Colleges dan Council of International Schools,  Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melaporkan bahwa kurikulum JIS memiliki fokus internasional yang kuat dan menganggapnya sebagai salah satu sekolah terbaik di luar negeri untuk mempersiapkan siswa masuk universitas di Amerika Serikat.

Meski demikian, setahun belakangan ini isu tak sedap yang santer soal sekolah ini pernah menghebohkan jagat Indonesia. Kasus tuduhan bahwa di JIS pernah terjadi peristiwa asusila dan kekerasan pada anak atau siswa JIS dengan tuntutan hingga mencapai angka 125 Juta USD, yang dinilai fantastis saat itu.

Namun akhirnya, terbukti bahwa tuduhan tersebut hanyalah rekayasa dan isapan jempol semata dari pihak-pihak yang ingin memeras JIS.

Nyatanya, JIS merupakan sekolah yang menjunjung tinggi nilai adat dan budaya Indonesia serta memperdulikan lingkungan sekitar terutama masyarakat yang tidak mampu.

Akhir tahun lalu JIS membangun rumah di kawasan Sentul Bogor, Jawa Barat. Serta  bekerja sama dengan organisasi nonprofit, Habitat for Humanity Indonesia. Untuk membantu masyarakat kurang mampu memiliki rumah tinggal yang layak huni.

Selain itu JIS juga membuat aksi Sosial Dental Screening atau pemeriksaan gigi untuk anak-anak yang kurang mampu seperti Anak-anak yang berasal dari komunitas Panti Asuhan Akhiruz Zaman Bekasi dan Yayasan XS Project untuk para pemulung dan tukang sampah datang ke JIS.

Aksi Sosial ini bertujuan agar anak-anak yang kurang mampu seperti mereka mendapatkan pengetahuan cara Pemeriksaan, perawatan serta edukasi gigi yang jarang mereka ketahui.

Selain diajarkan perduli dengan lingkungan sekitar, JIS juga mengajarkan para siswa dan siswi-nya untuk mencintai budaya Indonesia seperti belajar Gamelan dan Membatik.

Sebagian besar murid-murid JIS ini sudah bisa membatik dan bermain gamelan, bahkan yang asli warga Indonesia pun belum tentu bisa membatik dan bermain gamelan seperti mereka.

Psikolog dan pemerhati anak Seto Mulyadi atau Kak Seto mengatakan Jakarta Intercultural School (JIS) merupakan sekolah yang berkualitas karena tidak hanya mengajarkan kecerdasan kognitif pada anak tetapi juga spiritual.

Menurut Kak Seto, dia juga melihat foto-foto dan gambar yang menunjukkan jiwa nasionalisme dan sosial murid-murid di JIS. Dia mengatakan murid JIS melakukan pekerjaan sosial di tempat-tempat kumuh dan membantu korban bencana alam.

"Ada orang tua yang mengatakan anak-anaknya bangga saat mengenakan baju tradisional. Ada pula yang belajar gamelan. Itu semua didapatkan di JIS," tuturnya. Ternyata, meski mayoritas siswa JIS adalah kalangan anak-anak asing, justeru mereka lebih menunjukan “Keindonesiaannya” daripada anak-anak Indonesia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun