Mohon tunggu...
Maini Yarsi.B
Maini Yarsi.B Mohon Tunggu... Guru - Guru

perumahan BMS B.20 Desa Santur

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kenangan Masa Kecil dengan Durian, Inilah Berkah Ramadhan

19 April 2021   12:59 Diperbarui: 19 April 2021   13:10 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bersyukur sekali dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada orang itu. "Terima kasih ya bang!" kata ku padanya. Lalu ibuku pun datang juga dan bilang, "sampaikan ucapan terima kasih kami pada ibuk... ya!, semoga Allah membalas kebaikan ibuk itu," aamiin.  

Alhamdulillah, kami segera membuka durian itu, setelah orang tersebut pergi,tak sabar rasanya menunggu waktu berbuka masuk. Kami duduk melingkar di lantai dengan beralaskan tikar sambil menunggu beduk.Sedangkan ayah biasanya ke Mesjid terIebih dahulu, karena setelah berbuka beliau langsung azan, dan baru pulang setelah sholat magrib.

Dalam penantian berbuka Ibukku bilang."Tadi anak Ibuk minta durian, ternyata langsung datang ke rumah tanpa disangka-sangka kan!" sambari  menuangkan air ke gelas ,beliau melanjutkan pembicaraannya.

"Alhamdulillah,ini adalah rezki dari Allah untuk kita semua,apalagi anak ibuk sedang puasa."

Kami mengangguk-angguk saja,dan merasa bersyukur sekali. Kejadian ini selalu teringat olehku,aku yakin sekali Allah Maha Mendengar dan Mengetahui. 

Dalam usiaku yang masih 5 tahun lebih aku berpuasa penuh sampai waktu berbuka. Pernah batal karena aku sakit perut, ibukku menyuruh minum obat. 

Aku enggan untuk membatalkan ,karena waktunya sudah menjelang ashar. Tapi karena tidak tahan lagi, akhirnya aku batalkan juga.Meski demikian aku malu untuk makan khawatir di ketawakan atau di ejek tidak puasa ,jadi  aku menutup layar jendela agar orang tidak melihatku.

Keesokan harinya aku baru tau, bahwa yang memberi durian itu adalah ibuk yang kulihat menawar durian di pinggir jalan itu. Aku mengetahuinya karena dia bertanya padaku, "Gimana durian kemaren, bagus khan ? aku  hanya mengangguk dan aku lihat dia tersenyum,"Syukurlah, Ibuk khawatir saja kalau duriannya tidak bagus ".

Dia berlalu meninggalkanku  sambil berucap"ibuk pergi dulu ya nak."iya buk, terima kasih ya, Buk" ucapku. "Assalamu'alaikum! "Wa'alaikumsalam ,"jawabku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun