Mohon tunggu...
Maini Yarsi.B
Maini Yarsi.B Mohon Tunggu... Guru - Guru

perumahan BMS B.20 Desa Santur

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kenangan Masa Kecil dengan Durian, Inilah Berkah Ramadhan

19 April 2021   12:59 Diperbarui: 19 April 2021   13:10 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Maini Yarsi.B

Kehadiran bulan  suci Ramadhan  merupakan momen yang  sangat dirindukan oleh ummat islam, baik orang dewasa maupun anak-anak.  Suasana di bulan Ramadhan menjadikan suatu kenangan tersendiri bagi kita, apalagi anak-anak. 

Banyak hal yang dapat dinikmati saat Ramadhan tiba ,seperti buka puasa bersama kelurga, munculnya tempat berjualan aneka hidangan berbuka,dan menu buka puasa yang bervariasi serta ada makanan  khas yang hanya ada saat bulan  Ramadhan tiba. Keadaan ini menjadikan semaraknya Ramadhan dan kebahagiaan tersendiri bagi umat islam setiap tahunnya.

Ketika aku dan saudara-saudaraku masih kecil , kami  pernah tinggal di sebuah rumah sederhana milik seorang warga yang tidak ditempati, karena pemiliknya merantau. 

Rumah itu di pinjamkan kepada keluarga kami selama ayahku bekerja di kampung itu. Ayahku seorang imam masjid dan juga guru mengaji. Beliau juga mengisi ceramah agama. 

Kami meninggalkan kampung halaman agar bisa berkumpul di desa tempat ayah bekerja, karena  tugas yang beliau emban setiap waktu dan tentunya sulit untuk ditinggalkan.

Mesjid H.Miskin namanya, Jama'ahnya selalu rame sejak ayahku menjadi Imam di masjid itu, semua warga senang dengan kehadiran ayahku . Anak-anak mereka juga belajar mengaji dengan ayah, suara ayah sangat bagus dan merdu. 

Jika beliau azan, selalu nikmat untuk mendengarnya. Bahkan pernah saya dengar ucapan salah seorang warga,"Kalau sudah mendengar suara azan ayahmu, selalu terpanggil hati Ibuk untuk pergi ke Mesjid, suaranya bagus, nyaman mendengarnya."Itulah ungkapan ibuk tersebut.

Sebetulnya kehidupan kami di kampung masih mencukupi, dengan hasil panen dari sawah miliki ibuk yang cukup luas.Rumah kami pun lebih bagus dari yang ditempati di desa itu. 

Tetapi karena tugas ayah yang sulit untuk ditinggalkan, akhirnya kami di boyong ke desa itu. Kebanyakan warga desa itu beranggapan kami orangyang sangat miskin dan kekurangan, apalagi umumnya kami masih kecii-kecil dan rata-rata jarak usia masing-masing hanya 2 tahun. Bahkan ada yang masih bayi,dan  Ibukku hanya sendiri mengurus anak-anak, tentnya kerepotan juga.

Aku merupakan anak ke 7 dari 12 bersaudara. Waktu itu aku sudah punya adik 2 orang dan ibuku juga dalam kondisi hamil anak ke 10.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun