Mohon tunggu...
Maimanah 567
Maimanah 567 Mohon Tunggu... Lainnya - STAI AL-ANWAR

هذا سيمر

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemberdayaan Petani: Meningkatkan Kualitas Sektor Pertanian guna Mengurangi Krisis Pangan

4 Juni 2024   10:43 Diperbarui: 11 Juni 2024   07:25 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/tFhudcNVbVA8Gix88

Pemberdayaan petani merupakan segala upaya untuk meningkatkan kemampuan petani agar bisa melakukan usaha tani yang lebih baik melalui Pendidikan dan pelatihan agar petani yang subsisten tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis supaya bisa bersaing dalam dunia bisnis nasional hingga internasional. Melalui pemberdayaan masyarakat petani secara intensif maka akan mampu mengangkat harkat dan martabat bagi masyarakat petani dan dapat menjadikan pengajaran kepada masyarakat petani di daerah lainnya. Jika petani diberdayakan akankah negara terjamin dalam hal sektor pangan? Tulisan ini akan berusaha membahas mengenai petani yang seharusnya diberdayakan.

PEMBERDAYAAN PETANI: MENINGKATKAN KUALITAS SEKTOR PERTANIAN GUNA MENGURANGI KRISIS PANGAN

Krisis pangan menjadi momok mengerikan yang hampir terjadi disetiap negara berkembang, Petani menjadi mata rantai pertama dalam hal kelangsungan pangan di masyarakat, tetapi tidak selamanya hasil dari pertanian selalu baik maka kiranya hasil yang diperoleh petani tidak sesuai dengan yang diharapkan akan menimbulkan dampak yang begitu signifikan dalam dunia pasar. Hasil yang kadang tidak baik tersebut biasanya karena faktor cuaca, hama dan penggunaan bahan tani yang kurang tepat untuk digunakan. Maka dari itu, perlu adanya solusi yang holistic dan jangka Panjang atau berkelanjutan. Dalam pemberdayaan pertanian, peran masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk terlaksananya pemberdayaan secara maksimal.

Disisi lain, ketika masyarakat menginginkan berdaya seharusnya mulai terbentuk kesadaran dan kemauan juga kekuasaan seperti teori Budiman (1995) dalam (Bahua 2015) yang mengatakan bahwa proses pemberdayaan memiliki inti untuk membantu masyarakat dalam memperoleh daya ataupun power untuk mengambil keputusan dan menentukan segala tindakan yang akan dilakukan terhadap diri mereka. 

Proses memberdayakan memang tidaklah mudah harus ada feedback yang sepadan dari orang yang akan diberdayakan agar tercipta pemberdayaan yang berhasil. Seperti beberapa data yang ditemukan, diantaranya pemberdayaan pertanian yang ada pada suatu daerah di kecamatan Marioriwawo kabupaten Soppeng, sector pertanian disana sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda berdayanya, terlihat dari pemukiman yang dimiliki sudah ada, juga penyuluhan yang banyak dilakukan di daerah tersebut. 

Ada pula, kegiatan yang dilakukan oleh Polbangtan (Politeknik Pembangunan Pertanian) Yogyakarta Magelang yang bermitra dengan beberapa BPP (Badai Penyuluhan Pertanian) dengan melakukan pemberdayaan petani milenial dengan harapan memberi perhatian dan mendukung petani-petani muda, dan masih banyak lagi beberapa Lembaga yang mau berjuang bersama demi mensejahterakan petani Indonesia.

Nah, keberhasilan pemberdayaan tidak hanya menekankan pada hasil tetapi tentu lebih pada proses dari tingkat partisipasi yang tinggi yang memiliki basis kebutuhan dan pontensi yang dimiliki masyarakat, diantaranya ialah berkurangnya jumlah penduduk miskin, melonjaknya pendapatan, meningkatnya kepedulian terhadap masyarakat disekitarnya juga meningkatnya kemandirian individu ditandai dengan masyarakat yang produktif.

Memperdayakan petani merupakan hal yang sulit dilakukan karena petani dinilai belum mampu untuk mandiri dan seringkali mengalami diskriminasi dari pihak lain dikarenakan petani masih berpendidikan rendah, bekerja hanya sebagai buruh, rendahnya angka penyediaan dana, rendahnya pengetahuan, wawasan juga keterampilan dalam memanfaatkan sumber daya alam disekitarnya dan cenderung menggunakan insting/cara leluhur dalam menggarap ladangnya, tingkat pemasaran masih pada tingkat lokal, rendahnya kemampuan dalam membuat perencanaan dan rendahnya kemampuan dalam menjelaskan hal yang merusak lingkungan menurut penelitian Agus (2009) dalam (Mutmainah and Sumardjo 2014, 184).

 Oleh karena itu, perlu diadakannya sosialisasi, pelatihan yang meliputi pelatihan teknis, Pendidikan, akses teknologi dan informasi, serta dukungan finansial dan sosial. Tidak hanya itu, pemberdayaan juga dapat dilakukan meliputi pengembangan infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan dan lain-lain, yang tidak hanya dapat meningkatkan kualitas sector pertanian tetapi juga memperluas pasar negara.

Pelatihan teknis dan pendidikan dapat membantu para petani untuk meningkatkan kemampuan dalam mengolah lahan, seperti penggunaan teknologi yang lebih efektif dan efisien misalnya untuk melihat lahan yang cocok ditanami dengan minimal jumlah pH yang ada dalam kandungan tanah  juga dapat mengelola resiko yang mungkin terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun