"Siapa bilang begitu?" Wei Yin melemparkan tatapan membara. "Mama jelas-jelas mengatakan keluarga Liam akan datang melamar pada Imlek hari ketiga. Aku ini tumbal bisnis Papa!"
Chen merangkul bahu adiknya. "Hus, bukan begitu yang kudengar. Bisnis kita lancar-lancar saja. Papa hanya ingin mendekatkan persaudaraan dengan keluarga Liam. Kudengar Om Piter, Papanya Liam adalah sahabat lama Papa sewaktu di Bengkulu. Ketika keluarga Liam pindah ke Jakarta, mereka sempat sepakat akan menikahkan salah satu dari kita. Kebetulan Liam hanya satu-satunya putra mereka. Aku tahu Papa bertujuan baik."
Wei Yin mendecih. "Siapa yang bilang begitu?" Ia menatap abangnya skeptis. Jangan-jangan pria itu disuruh Papa untuk membujuk.
Bersambung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H