Mohon tunggu...
Maimai Bee
Maimai Bee Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Hai. Saya Maimai Bee, senang bisa bergabung di Kompasiana. Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga orang putra. Di sela waktu luang, saya senang membaca dan menulis. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pekerjaan Rumah (Bagian 3)

1 Februari 2023   12:12 Diperbarui: 1 Februari 2023   12:21 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"A ... Adin yang buat, Bu," jawab Adinda gugup.

"Hm," Bu Desi berdeham. Dibukanya beberapa halaman buku itu. Keningnya berkerut melihat tulisan yang berbeda. "Kamu yakin ..., Din?"

Adinda menunduk. "Iya, Bu," jawabnya pelan.

Bu Desi menghela napas panjang. "Coba kamu kemari, Nak," katanya lembut.

Adinda melirik ke kanan dan ke kiri. Semua teman memandangnya. Ia gemetar.

"Ayo, Adinda. Ibu enggak marah. Ibu cuma ingin kejujuran kamu." Bu Desi tersenyum sabar.

"Baik, Bu." Adinda berdiri perlahan dan berjalan ke depan kelas.

"Dekat ke sini," kata Bu Desi.

Adinda menghampiri meja Bu Guru.

"Ibu penasaran, tulisan kamu ini berbeda dari biasanya. Ceritamu pun kata-katanya tidak seperti karangan anak kelas empat SD." Bu Desi menunjukkannya ke depan Adinda.

Gadis kecil berlesung pipit itu menunduk dalam. Tangannya meremas-remas rok dengan gelisah.

"Bagaimana, Din?" tanya Bu Desi.

Tiba-tiba Adinda menangis. Air mata mengalir di pipinya yang bulat. Ia mengangguk pelan. "Iya, Mama yang bikin, Bu," katanya mulai sesegukan.

"Nah, nah, nggak usah menangis. Ibu, kan, nggak marah," bujuk Bu Desi pelan. Diambilnya tisu dari dalam laci dan diletakkannya di atas meja. "Ayo, hapus air matanya."

Adinda mengambil tisu lalu menutupkan ke wajah. "Adin minta maaf, Bu."

Bu Desi mengangguk. "Jadi, kenapa mama yang mengerjakan PR kamu? Seharusnya mama tahu bahwa PR itu dibuat untuk melatih siswa di rumah. Juga melatih rasa tanggung jawab kamu," tutur Bu Guru sambil memandang Adinda yang masih terisak.

"Mama nggak salah, Bu. Adin yang lupa mengerjakan PR," kata Adinda terbata-bata. "Tadi waktu bangun tidur, Adin ingat belum buat PR. Adin takut dimarahi, jadi nggak mau ke sekolah. Mama membujuk Adin. Katanya nggak apa-apa sekali ini dibuatkan mama." Ia berbicara sambil menunduk malu. Tisu ditangannya sudah lusuh karena air mata.

"Adin ..., pekerjaan rumah itu tugas siswa. Tidak boleh mama yang mengerjakan," kata Bu Desi lembut. "Itu sama juga dengan berbohong. Lagi pula, PR ini sudah seminggu. Ada banyak waktu untuk mengerjakannya."

 Bersambung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun