Lala yang duduk di bangku depan melihat ke buku Timo. "Wah, tulisanmu rapi juga, Tim. Padahal kamu anak cowok," katanya kagum.
"Aku diajari ibu sejak PAUD," kata Timo sambil terus menulis.
Janu menggeser bangku dan duduk. Dikeluarkannya buku PR dari dalam tas. "Aku sudah buat dari kemarin," katanya sambil membuka buku tulis.
"Coba kubaca ceritamu," kata Lala berusaha merebut buku itu. Ia pun duduk di bangku dan mulai membaca. "Wah, asyik. Kamu pergi memancing hari Minggu kemarin, ya?"
"Iya. Aku dapat ikan gabus agak besar. Papaku dapat banyak. Sampai di rumah langsung dibersihkan ibu, digoreng. Enak banget, La," tutur Janu penuh semangat. Matanya berbinar gembira.
Adinda teman sebangku Lala datang. Ia menaruh tas di laci dan duduk. "Kalian sedang membicarakan apa?" tanyanya ingin tahu.
"PR Bu Desi," jawab Lala. "Kamu sudah buat, Din?"
"Oh, itu. Sudah, dong," katanya santai.
"Coba kulihat," kata Lala sambil mengembalikan buku Janu ke mejanya.
"Enggak, lah. Aku malu," ujar Adinda berbalik. Ia menatap lurus ke papan tulis.
"Aku janji nggak akan ketawa. Benaran, deh," bujuk Lala. "Ayolah, Adin ...."