"Tadi sudah Timo lihat di situ," tambahnya lagi. "Makanya kalau jalan dilihat, Bang."
"Jadi, kamu yang buang kulit pisang sembarangan?" tanya Rendi memelototi adiknya.
"Enggak, Bang," tangkis Timo cepat. "Dari tadi sudah ada di situ."
"Kalau gitu, Dek Gina, ya?" tanya Rendi melihat pada adik bungsunya.
Gina tak menyahut. Ia menunduk sambil memengang erat bonekanya.
Rendi menjadi kasihan. "Dek Na jangan nangis," bujuknya pelan. Dilihatnya mata bocah itu mulai berkaca-kaca. "Abang enggak marah, kok."
Mama menghampiri Gina dan berjongkok di sebelahnya. "Apa benar, Dek Gina, yang menaruh kulit pisang itu?" tanya Mama lembut.
Bocah imut itu mengangguk pelan. "Dek Na lupa, Bu. Tadi pas makan pisang, Mbak Dewi datang. Dek Na langsung pergi main ke luar," tuturnya pelan.
"Maafin Dek Na, Bang," kata Gina pada Rendi yang masih duduk di lantai.
Ibu mengambil kulit pisang itu. "Lain kali, dibuang dulu sampahnya ke tempat sampah, ya, Dek. Baru pergi main," kata Ibu pada Gina.
"Iya, Bu. Dek Na minta maaf."