Mohon tunggu...
Maimai Bee
Maimai Bee Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Hai. Saya Maimai Bee, senang bisa bergabung di Kompasiana. Saya seorang ibu rumah tangga yang mempunyai tiga orang putra. Di sela waktu luang, saya senang membaca dan menulis. Salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jendela yang Pecah

22 November 2022   08:48 Diperbarui: 22 November 2022   08:53 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya, Mal. Ayo, kita main bola di lapangan balai desa," ajak Timo penuh semangat.

"Jauh banget ke sana, Tim," seru Benu. "Kita main di jalan depan saja. Masih sepi kalau jam segini."

"Iya, Tim, main di depan saja," dukung Akbar setuju. Ia mulai mengumpulkan stik dan memasukkan ke dalam kantong plastik.

"Kata Bu Guru, berbahaya main bola di jalan raya," sahut Kevin. Ia paling kecil di antara teman-temannya. Usianya baru delapan tahun, kelas tiga SD.

"Kita bukan main di jalan aspal, Vin, tapi di jalan tanah yang dekat pos ronda. Jalan itu sepi, palingan yang lewat cuma satu dua kendaraan." Benu menjelaskan panjang lebar.

"Ayolah kalau begitu," kata Malik setuju. "Stik kalian taruh di sini saja, nanti pas mau pulang baru diambil."

Teman-temannya mengangguk setuju. Mereka berjalan beriringan menuju pos ronda. Tempatnya di pertigaan jalan kompleks perumahan. Terdapat jalan tanah yang cukup lebar. Di kanan dan kiri jalan berjejer rumah-rumah. Di sebelah pos ronda terdapat taman PKK yang ditanami pandan, kumis kucing, jahe dan tanaman obat lainnya.

Yono membagi menjadi dua tim. Masing-masing tim berisi empat orang. Akbar dan Malik menaruh sandal mereka sebagai gawang. Mereka berdua bertugas menjadi penjaga gawang. Kadang bergantian dengan yang lain.

Permainan itu berlangsung seru. Mereka saling serang dan berlomba mencetak gol. Kelompok Malik sementara memimpin dengan empat gol mengalahkan kelompok Akbar yang berhasil memasukkan tiga gol.

Farid berlari menggiring bola dan akan menendang ke gawang lawan. Namun, ada Benu yang menghalangi. Farid bergeser dan melihat ada peluang dari sebelah kiri Kevin, ia pun menendang sekuat tenaga ke arah gawang.

Prang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun