Oleh : Mailani Dian Safitri, S.Pd
Guru SDN 1 Watuaji
 Pendidikan bukan hanya bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan. Namun, pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman, sikap, keterampilan, serta perkembangan diri dari seorang peserta didik.Â
Kemampuan atau kompetensi diri ini diharapkan dapat dicapai melalui berbagai aspek proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah juga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik mempraktikkan dan mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri.Â
Pendidikan IPA dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Yuni, 2011).
Proses pembelajaran perlu mempertimbangkan adanya observasi yang memungkinkan peserta didik terlibat secara aktif terutama pada materi IPA. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peserta didik kelas VI SDN 1 Watuaji, peserta didik terlihat kurang aktif dan motivasi belajar mereka masih rendah.Â
Hal ini ditandai dengan pembelajaran yang masih berpusat pada guru, serta peserta didik tidak memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan mengenai materi pembelajaran kelas VI cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan.Â
Berdasarkan hal tersebut, salah satu alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan pendekatan yang mampu meningkatkan aktivitas serta motivasi belajar peserta didik yakni dengan penggunaan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS).
Pendekatan JAS merupakan salah satu pendekatan yang memanfaatkan lingkungan sekitar baik lingkungan fisik, sosial, budaya, mental, teknologi dan simulasinya sebagai objek belajar IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Mulyani et al, 2008).Â
Pembelajaran menekankan pada kegiatan belajar yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga mampu membuka wawasan berpikir peserta didik, pengalaman belajar bermakna, dan hasil belajarnya lebih berdaya guna (Husamah, 2013).
Pendekatan JAS ini merupakan salah satu inovasi pendekatan pembelajaran IPA Â maupun bagi kajian ilmu lain yang bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar. Pendekatan ini sangat cocok diterapkan terutama di daerah yang alamnya sangat bagus seperti di SDN 1 Watuaji yang berdekatan dengan gunung.Â
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Kegiatan penjelajahan merupakan strategi alternatif dalam pembelajaran IPA. Kegiatan ini mengajak peserta didik aktif mengeksplorasi lingkungan sekitarnya untuk mencapai kecakapan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendekatan JAS mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut:Â
1) Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.Â
2) Membagikan LKS kepada setiap kelompok.Â
3) Peserta didik dibimbing untuk keluar kelas dengan tertib dan tenang supaya tidak mengganggu kelas yang lain.Â
4) Setiap kelompok diminta untuk menjelajahi alam sekitar sekolah kemudian mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Â
5) Selanjutnya setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan hasil pengamatannya dan mempersentasikan di depan kelas.
Adapun gambaran penerapan pendekatan JAS pada pembelajaran IPA kelas VI SDN 1 Watuaji mengenai cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya terlihat peserta didik antusias karena melakukan pembelajaran di luar kelas. Guru juga terlibat langsung untuk membimbing agar kegiatan berjalan dengan lancar.Â
Pada saat kegiatan, peserta didik mengamati berbagai hewan maupun tumbuhan di Lingkungan sekitar sekolah. Hewan yang dijumpai adalah sapi, kambing, ayam, bebek, belalang, kelelawar, cicak, kupu-kupu, semut, kumbang, ulat, lebah, kelinci, dan siput.Â
Sedangkan tumbuhan yang dijumpai adalah lidah buaya, bunga sepatu, putri malu, bunga mawar, bunga matahari, pohon rambutan, pohon mangga, pohon nangka, dan bambu. Setiap kelompok mencatat hasil temuannya pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).Â
Setelah kegiatan observasi selesai, peserta didik diajak kembali ke kelas dan diminta untuk mempersentasikan hasil observasi mereka di depan kelas. Melalui kegiatan presentasi, peserta didik tampak aktif seperti memberikan informasi mengenai temuannya, memberikan dan menjawab beberapa pertanyaan dari kelompok lain. Terakhir, peserta didik diarahkan untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Penerapan pendekatan JAS dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi peserta didik kelas VI SDN 1 Watuaji dalam pembelajaran IPA. Sebagaimana Suciati (2001:53) menyatakan bahwa motivasi sebagai faktor yang banyak perpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan JAS dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan para guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan.Â
Banyak manfaat yang diperoleh dari pembelajaran JAS antara lain dapat menyehatkan dan melatih fisik. Setelah peserta didik melihat indahnya alam, maka akan semakin mempertebal rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kebesaran dan berkatnya bagi umat manusia. Selain itu semakin bertambahnya rasa cinta alam yang kita miliki dan sadar akan arti penting melestarikan alam termasuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H