Akhirnya Pak Lurah Jarwo mencoba menyampaikan maksud dan niat LKC-DD kepada orang tua Defrianto. Saat itu Ibu Ramli memberikan jawaban akan berunding dulu dengan suaminya Ramli yang belum pulang dari kerja. Tim dan pihak kelurahan akhirnya memberikan kesempatan kepada keluarga tersebut untuk berunding dengan perjanjian setelah magrib Tim akan kembali ke rumah tersebut untuk memastikan jawaban dari keluarga itu. Jika berkenan malam itu juga akan segera dievakuasi ke LKC Ciputat.
Sembari memberikan kesempatan kepada keluarga Ramli untuk berunding, tim melanjutkan mengunjungi Bidan Desa Nurlaela yang rumahnya masih di kawasan tersebut. Menurut informasi Bidan Nurlaela, ternyata kawasan Padasuka adalah kawasan yang juara dalam gizi buruk. Bahkan di tahun 2006, banyak keluarga di kawasan ini yang termasuk anggota Paguyuban Gizi Buruk, saat itu Pemerintah Lebak memberikesempatan berobat gratis bagi bayi gizi buruk selama sebulan ke rumah sakit umum daerah Rangkasbitung.
"Untuk tahun ini Sanuri, Hasanuddin, Romdom, Defrianto adalah bayi gizi buruk terparah, ada satu lagi selain gizi buruk juga hydrocepalus," tutur Bidan Nurlaela.
[caption id="attachment_101958" align="alignleft" width="300" caption="Rondom, 2 tahun, tidur di lantai rumahnya"]
Berdasarkan informasi dari Bidan Nurlaela, akhirnya Tim melanjutkan kunjungan ke rumah Rondom, di ujung kampung Padasuka. Setelah menyaksikan kondisi bayi berumur 2 tahun tapi bak seperti umur 4 bulan ini; nggak bisa duduk, nggak bisa jalan, nggak bisa bicara dan rewel terus, akhirnya tim memutuskan untuk membawa Rondom untuk dirawat ke LKC-DD Ciputat. Azan magrib berkumandang, tim memberikan kesempatan kepada keluarga tersebut untuk berunding, sembari tim menuju masjid setempat untuk melaksanakan shalat magrib.
Sepulang dari masjid, tim kembali ke rumah Rondom, alhamdulillah keluarga setuju. Kemudian Rondom dan ibunya dibawa dengan ambulance untuk menuju Ciputat. Sebelumnya tim kembali ke rumah Defrianto, untuk menanyakan kesediannya dirawat di Ciputat. Ternyata sesampai di rumahnya, yang tidak ada penerangan sementara rumah di sekelilingnya sudah masuk listrik, ibu Ramli menyatakan tidak bisa ikut ke Ciputat, dia tidak bisa meninggalkan anak-anaknya yang lain. "Mereka semua menangis ketika tahu saya mau ke Ciputat," jelasnya.
Akhirnya tim gagal membawa Defrianto ke Ciputat, padahal di antara pasien gizi buruk di Desa Padasuka tersebut, justru Defriantolah yang paling kritis kondisinya. Keluarga itu tetap kekeuh untuk tidak ikut ke Ciputat meskipun Lurah Jarwo dan Tim Kader PKS setempat membujuknya.
Akhirnya tim dengan sedih hati meninggalkan keluarga itu dalam kegelapan malam dan dengan segenap kekurangan mereka. Lurah Jarwo dan Tim PKS setempat menyampaikan kepada pihak LKC-DD, nanti mereka akan coba melakukan pendekatan kepada keluarga itu, mungkin karena semua serba mendadak mungkin membuat mereka ragu. Jika mereka bersedia, nanti pihak PKS dan Kelurahan langsung menghantarkan mereka ke LKC-DD untuk dirawat.
Berhubung hari sudah malam, Tim tidak bisa melanjutkan perjalanan ke rumah anak gizi buruk dan hydrocepalus. Tim melanjutkan perjalanan menuju ke Ciputat dengan terlebih dahulu mampir ke RSUD Rangkasbitung untuk menengok kondisi Hasanuddin, cucunya pak Samin yang rumahnya sedang dibedah tim PKS setempat.
[caption id="attachment_101959" align="alignleft" width="300" caption="Hasanuddin, selain gizi buruk dicurigai juga kena TB Paru"][/caption]
Hasanuddin ditemui di Ruang Isolasi RSUD tersebut dalam kondisi diinfus. Melihat perkembangan dari kemarin dan sekarang yang tidak signifikan, Tim PKS setempat meminta LKC-DD dengan sangat membawa juga Hasanuddin ikut serta ke Ciputat untuk dirawat bersama Rondom. Hal ini demi fokusnya pengobatan yang bersangkutan, jadi tim FKS selanjutnya akan fokus pada bedah rumah dan perawatan kesehatan juga fokus pada satu titik agar memudahkan koordinasi dan pemantauan penangan gizi buruk ini.