Mohon tunggu...
Maifil Eka Putra
Maifil Eka Putra Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis, enterpreneur, social developer

Kita berduka karena bencana yang melanda tanah ibu kita.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Emergency Response Medic (ERM) LKC-DD untuk Gizi Buruk di Padasuka

16 April 2011   00:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:45 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_101955" align="alignleft" width="300" caption="Samin (buka baju) di depan gubuknya"][/caption]

Secarik kertas print out mailinglist Kader Kota Tangerang, Jumat (15/4/2011)  mengabarkan tentang nasib dari keluarga miskin di Padasuka yang ditemui oleh  Anggota Legislatif dari Fraksi PKS Propinsi Banten Sanuji Pentamarta yang reses ke kawasan tersebut beberapa hari sebelumnya.

Surat elektronik itu menyatakan bahwa ada sebuah rumah milik Samin dan Asiah,  yang di sana juga tinggal anaknya Sanah dengan kedua anaknya Hasanuddin dan Sanuri yang tengah mengalami gizi buruk. Sementara  seluruh anggota keluarga juga dalam kondisi sakit. Mereka tinggal di rumah gubuk kecil yang tidak layak huni, yang  juga menurut anggota dewan tersebut, ditenggarai sebagai keluarga paling miskin yang pernah ia temui selama  12 tahun ini.

Hal ini membuat Direktur LKC-DD dr. Yahmin Setiawan, MARS prihatin dan langsung mengadakan rapat kilat dengan Manager Pengembangan Program dan Corsec (PPC) LKC-DD Masitoh dan Kepala Bagian Program LKC-DD Roby Suryadi, Jumat (15/4). Rapat kilat ini memutuskan LKC-DD untuk menurunkan Tim Emergency Response Medic (ERM) ke kawasan yang dimaksud. Ditunjuklah Maifil Eka Putra (Staf Corsec), Meyta (Ahli Gizi) dan Yusuf (driver) untuk terjun langsung ke kawasan itu guna memberikan pertolongan emergency, sembari mengumpulkan data untuk keperluan program layanan sehat selanjutnya.

Tepat selesai shalat Jumat, dengan ambulance tim memulai perjalanan  menuju Kampung Padasuka, Warunggunung, Lebak, Banten, setelah mempersiapkan beberapa bekal untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) apabila di lapangan nanti diperlukan. Di sepanjang perjalanan Tim berkoordinasi dengan anggota legilatif yang menyampaikan kabar itu sebelumnya. Ia pun menunjuk Adin dan Handoko dari Fraksi PKS DPRD Rangkasbitung untuk mendampingi Tim ERM LKC-DD ke sana. Dibuatlah perjanjian untuk bertemu di Alun-Alun Kota Pandeglang yang kemudian  dalam perjalanan tempat bertemu berubah menjadi di samping Polsek Warunggunung.

Setelah Tim LKC-DD dan utusan Fraksi PKS DPRD Rangkasbitung bertemu sekitar 16.30 WIB, selanjutnya tim langsung menuju ke rumah Samin di Desa Padasuka. Ternyata apa yang disampaikan Aleg Sanuji benar adanya, rumah Samin bak seperti kandang sapi yang tak layak dihuni manusia. Hanya berukuran 2x3 terbuat dari bambu dan banyak bolongan dari sana-sini dan berlantaikan tanah. Di sinilah 5 orang anggota keluarga hidup selama ini. Sementara rumah-rumah tetangganya, tidaklah seperti demikian. Di sekitar Rumah Samin berdiri rumah permanen dengan kokohnya. Tetangga Samin terlihat hidup layak dan berkecukupan.

Sementara itu, Samin yang ditemui Tim LKC-DD  sedang berada di belakang gubuknya tengah mengais-ngais tumpukan sampah di depan rumahnya. Ia mencari barang-barang yang diperlukannya. Bersyukur sebelum tim LKC-DD datang, tim Fraksi PKS Rangkasbitung sedang membangunkan rumah yang layak di samping pondok Samin itu. Rumah yang sedang dibangun secara gotong royong bersama warga itu, terlihat sudah naik dinding dan hampir pemasangan rangka untuk atapnya. 

Sementara itu kesehatan keluarga ini pun mulai diperhatikan oleh tim FPKS, pertama dengan membawa Sanuri dan Hasanuddin ke rumah sakit, karena kondisi Sanuri sudah membaik Ia pun hanya dirawat jalan dan kemudian dititipkan di rumah salahseorang kader PKS setempat. Lain dengan Hasanuddin, ia harus dirawat di RSUD Rangkasbitung karena kondisinya lebih parah dibanding kakaknya. Di RSUD Hasanuddin didampingi oleh Asiah, neneknya, karena ibunya sendiri Sanah menderita kelainan mental sejak ditinggal suaminya, sehingga tidak bisa merawatnya dengan maksimal.

Karena kondisi Sanuri dan Hasanudin yang sudah tertangani, Tim ERM LKC-DD lalu beralih pada keluarga yang lain di Desa tersebut yang berkemungkinan bernasib tidak jauh beda dengan Sanuri dan Hasanudin. Ternyata benar, Kepala Desa Jarwo memberikan info beberapa anak yang tengah mengalami gizi buruk. Salahsatunya Defrianto, umurnya sudah 6 tahun 7 bulan, tapi badannya masih sebesar bayi berumur 7 bulan. Akhirnya tim langsung  menuju ke rumah bersangkutan. Saat ditemui Ibu Defrianto sedang memasak goreng jengkol, sedangkan Defrianto tergeletak dilantai rumahnya sambil menangis. Kondisi fisiknya sangat memprihatinkan, kecil, kurus, perut buncit, sungguh jauh dari  fisik anak berumur 6 tahun.

[caption id="attachment_101957" align="alignleft" width="300" caption="Kondisi Defrianto, 6 Tahun"][/caption]

Setelah melihat dengan seksama kondisi Defrianto, Tim ERM Gizi LKC langsung menyampaikan kepada Lurah Jarwo, bahwa kondisi Defrianto sudah kritis harus segera mendapatkan pertolongan medis. Untuk itu hendaknya pihak keluarga dan pemerintahan setempat berkenan mempercayakan kepada LKC-DD untuk memberikan pertolongan medis dan perbaikan gizi Defrianto. Jika disetujui Defrianto akan dibawa ke LKC-DD di Ciputat guna perawatan secara intensif.

Akhirnya Pak Lurah Jarwo mencoba menyampaikan maksud dan  niat LKC-DD kepada orang tua Defrianto. Saat itu Ibu Ramli memberikan jawaban akan berunding dulu dengan suaminya Ramli yang belum pulang dari kerja. Tim dan pihak kelurahan akhirnya memberikan kesempatan kepada keluarga tersebut untuk berunding dengan perjanjian setelah magrib Tim akan kembali ke rumah tersebut untuk memastikan jawaban dari keluarga itu. Jika berkenan malam itu juga akan segera dievakuasi ke LKC Ciputat.

Sembari memberikan kesempatan kepada keluarga Ramli untuk berunding, tim melanjutkan mengunjungi Bidan Desa Nurlaela yang rumahnya masih di kawasan tersebut. Menurut informasi Bidan Nurlaela, ternyata kawasan Padasuka adalah kawasan yang juara dalam gizi buruk.  Bahkan di tahun 2006, banyak keluarga di kawasan ini yang termasuk anggota Paguyuban Gizi Buruk, saat itu Pemerintah Lebak memberikesempatan berobat gratis bagi bayi gizi buruk selama sebulan ke rumah sakit umum daerah  Rangkasbitung.

"Untuk tahun ini Sanuri, Hasanuddin, Romdom, Defrianto adalah bayi gizi buruk terparah, ada satu lagi selain gizi buruk juga hydrocepalus," tutur Bidan Nurlaela.

[caption id="attachment_101958" align="alignleft" width="300" caption="Rondom, 2 tahun, tidur di lantai rumahnya"]

13029152452001973146
13029152452001973146
[/caption]

Berdasarkan informasi dari Bidan Nurlaela, akhirnya Tim melanjutkan kunjungan ke rumah Rondom, di ujung kampung Padasuka. Setelah menyaksikan kondisi bayi berumur  2 tahun tapi bak seperti umur 4 bulan ini; nggak bisa duduk, nggak bisa jalan, nggak bisa bicara dan rewel terus, akhirnya tim memutuskan untuk membawa Rondom untuk dirawat ke LKC-DD Ciputat. Azan magrib berkumandang, tim memberikan kesempatan kepada keluarga tersebut untuk berunding, sembari tim menuju masjid setempat untuk melaksanakan shalat magrib.

Sepulang dari masjid, tim kembali ke rumah Rondom, alhamdulillah keluarga setuju. Kemudian Rondom dan ibunya dibawa dengan ambulance untuk menuju Ciputat. Sebelumnya tim kembali ke rumah Defrianto, untuk menanyakan kesediannya dirawat di Ciputat. Ternyata sesampai di rumahnya, yang tidak ada penerangan sementara rumah di sekelilingnya sudah masuk listrik, ibu Ramli menyatakan tidak bisa ikut ke Ciputat, dia tidak bisa meninggalkan anak-anaknya yang lain. "Mereka semua menangis ketika tahu saya mau ke Ciputat," jelasnya.

Akhirnya tim gagal membawa Defrianto ke Ciputat, padahal di antara pasien gizi buruk di Desa Padasuka tersebut, justru Defriantolah yang paling kritis kondisinya. Keluarga itu tetap kekeuh untuk tidak ikut ke Ciputat meskipun Lurah Jarwo dan Tim Kader PKS setempat membujuknya.

Akhirnya tim dengan sedih hati meninggalkan keluarga itu dalam kegelapan malam dan dengan segenap kekurangan mereka. Lurah Jarwo dan Tim PKS setempat menyampaikan kepada pihak LKC-DD, nanti mereka akan coba melakukan pendekatan kepada keluarga itu, mungkin karena semua serba mendadak mungkin membuat mereka ragu. Jika mereka bersedia, nanti pihak PKS dan Kelurahan langsung menghantarkan mereka ke LKC-DD untuk dirawat.

Berhubung hari sudah malam, Tim tidak bisa melanjutkan perjalanan ke rumah anak gizi buruk dan hydrocepalus. Tim melanjutkan perjalanan menuju ke Ciputat dengan terlebih dahulu mampir ke RSUD Rangkasbitung untuk menengok kondisi Hasanuddin, cucunya pak Samin yang rumahnya sedang dibedah tim PKS setempat.

[caption id="attachment_101959" align="alignleft" width="300" caption="Hasanuddin, selain gizi buruk dicurigai juga kena TB Paru"][/caption]

Hasanuddin ditemui di Ruang Isolasi RSUD tersebut dalam kondisi diinfus. Melihat perkembangan dari kemarin dan sekarang yang tidak signifikan, Tim PKS setempat meminta LKC-DD dengan sangat membawa juga Hasanuddin ikut serta ke Ciputat untuk dirawat bersama Rondom. Hal ini demi fokusnya pengobatan yang bersangkutan, jadi tim FKS selanjutnya akan fokus pada bedah rumah dan perawatan kesehatan juga fokus pada satu titik agar memudahkan koordinasi dan pemantauan penangan gizi buruk ini.

Akhirnya setelah berbincang-bincang  dengan dokter jaga RSUD Rangkasbitung, Tim ERM LKC-DD akhirnya memutuskan membawa Hasanuddin ke Ciputat bersama Rondom. Dokter RSUD memberikan surat rujukan yang menceritakan riwayat pelayanan medis yang telah diberikan kepada Hasanuddin selama dua hari di RSUD tersebut.

Menurut informasi dokter itu, berkemungkinan selain gizi buruk, Hasanuddin juga suspect TB. Penangan di RSUD Hasanudddin sudah dimantuk dan dirongent, namun hasilnya belum diketahui hari itu karena harus menunggu dokter spesialis esok. Tim LKC-DD mahfum dengan disampaikan Dokter RSUD tersebut.

Seusai mengurus seluruh administrasi keluar dari Hasanuddin, tim melakukan salam perpisahan dengan tim PKS Rangkasbitung dengan catatan mereka akan menyusulkan data timbangan semua bayi Padasuka selama 3 bulan terakhir yang nantinya akan dikaji di LKC-DD untuk tindakan berikutnya. Malam itu tidak bisa didapatkan karena datanya dibawa Saefullah, Ahli Gizi yang bertanggungjawab di Padasuka. Setelah perbincangan kecil dengan Tim FPKS Rangkasbitung itu, akhirnya  Tim pun melanjutkan perjalanan ke Ciputat.

Pukul 2.30 dinihari, tim sudah sampai di LKC-DD dan kemudian membawa Rondom dan Hasanuddin ke ruang rawat inap untuk beristirahat. Direncanakan hari ini Sabtu (16/4) Rondom dan Hasanuddin akan dikonsulkan ke spesialis anak dr. Indra Sugiarno, SpA untuk memulai perawatan pemulihan gizi dan kesehatan mereka berdua. Selesai subuh dr. Desky Bachtiar yang berjaga dari malam memeriksa kondisi keduanya, dan menuliskan surat pengantar untuk dokter spesialis anak yang akan memberikan konsultasi siang ini.

Semoga Allah SWT meridhoi langkah yang dilakukan LKC-DD ini dan menjadi ladang amal sholeh bagi semuanya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun