Mohon tunggu...
Mahzal Hadi
Mahzal Hadi Mohon Tunggu... Guru - guru di SDN 1 Medas Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah

Guru di SDN 1 Medas Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

13 Oktober 2021   11:00 Diperbarui: 13 Oktober 2021   11:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam seminar- seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan[1]pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah: 1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) 2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) 3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Selanjutnya menerapkan 9 langkah dalam pengambilan keputusan yaitu antara lain:

  • Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  • Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
  • Pengujian benar atau salah
  • Melalui langkah-langkah
  • Uji legal
  • Uji regulasi
  • Uji intuisi
  • Uji halaman depan koran
  • Uji panutan/idola
  • Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
  • Melakukan Prinsip Resolusi
  • Investigasi Opsi Trilema
  • Buat Keputusan
  • Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin pembelajaran merupakan salah satu bentuk keberpihakan guru kepada murid sehingga guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memperhitungkan setiap keputusan yang akan diambil agar tidak merugikan orang lain dalam keputusan tersebut. 

Pengambilan keputusan melalui 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah di atas akan memungkinkan menghasilkan keputusan yang bijak, arif dan berpihak kepada murid sehingga keputusan yang diambil tidak mengabaikan rasa dan karsa dari anak . hal ini sesuai dengan pemikiran Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan harus holistik dan seimbang baik itu cipta, rasa. Karsa dan raga sehingga dengan keseimbangan tersebut akan mampu menghasilkan kesempurnaan budi pekerti/kebijaksanaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun