Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, metal dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang. Sehari-hari berdagang dan menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Ancika: Mengorek Proses Move On Dilan dari Milea ke Cika

22 Desember 2024   12:02 Diperbarui: 22 Desember 2024   13:05 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Ancika, Karya Pidi Baiq/ dokpri.

Alasan Meresensi

Novel ini ditulis Pidi Baik, orang Bandung. Seri ke empat dari dari novel Dilan. Seri 1-2 versi Milea, seri 3 versi Dilan, dan seri ke empat versi Ancika, kekasih kemudian menjadi kekasih halal-nya Dilan. Gak tahu, mungkin nanti ada seri versi bunda Dilan, anak Dilan, motor Dilan dan lainnya. Semua serba mungkin, selama... penulisnya mau.

Aku gak bakan menulis profil penulisnya di sini, karena yakin kamu sudah pada tahu. Minimal pernah menonton film-nya. Minimal pernah tahu Dilan-nya. Syukurnya, pernah membaca ketiga penulisnya. Kalau aku, bukan sombong, sudah membaca semuanya. Tapi maaf, tak mungkin aku cerita di sini.

Kenapa aku mau meresensi? Karena aku lagi mau. Perlu kamu tahu, novel ini terbit di 2021. Tepatnya bulan agustus. Diterbitkan Pastel Books. Tebalnya 340 halaman. Dan tak perlu kamu tahu, buku ini dapat aku pinjam sesama rekan di komunitas Indonesia Book Party. Supaya lebih jelas, silahkan scrool apa itu IBP di akun aku, di sini aku mau mulai merangkum dulu ceritanya.

Sekilas Isi Cerita

Judulnya sudah jelas, novel ini menceritakan Ancika. Cuma siapa Ancika itu soalnya. Soalnya kenapa sama Dilan. Ke mana Milea kok ada versi Ancika-nya. Tentu ini di antara tanya yang mungkin kamu tanyakan walau pun kamu tahu, Ancika itu pasti orang spesial Dilan karena Pidi Baiq tuliskan bersama Dilan. Singkatnya, ini kisah Ancika dengan Dilan.

Setelah putus dengan Lia, Dilan tentu merasa kehilangan. Apalagi setelah itu, Lia harus ke Jakarta pindah domisili, maka cerita cinta romantis Dilan pupus.  Lia ke Jakarta kuliah, kerja dan kemudian menikah dengan Kang Ardi. Lebih lengkapnya bisa dilihat Dilan seri 1-2. Monggo!

Dilan tentu saja tidak patah arang, karena ia bukan arang. Ia melanjutkan ke ITB dan diterima. Bagaimana prosesnya, aku gak tahu. Dilan belum ketemu aku jadi maaf, belum bisa aku ceritakan. Padahal katanya Dilan nakal, padahal anak geng motor, padahal jarang mandi. Pada akhirnya, ia diterima.

Saat ia kuliah di ITB inilah berteman dengan Anwar. Sering pula bermain ke rumahnya. Akrab pula dengan orangtuanya, terutama Abahnya. Anwar inilah paman Ancika karena sedarah, ia tinggal serumah dengan keluarga Ancika.

Pertemuan perdana terjadi di rumah Abah-nya Anwar. Dilan sedang bermain bersama Anwar sedangkan Cika pun berkiunjung karena ingin menyerahkan kado ulang tahun buat kakeknya itu. Di sinilah awal mereka bersinggungan. Kesan Cika, nih anak songong.

Bagaimana tidak songong, semua teman-teman Cika di tanya, siapa namanya. Hanya Cika yang tidak ditanya, tentu ini dan membuat sejuta tanya dibenaknya. Ini laki-laki ada apa sih, begitulah kesannya pada Dilan.

Lambat tapi cepat hubungan mereka makin dekat karena didekatkan Anwar, ia tinggal di rumah Cika. Dilan rajin apel ke sana. Ternyata pula, bunda-nya Dilan teman Mama Cika. Jadi begitulah takdir mempertemukan keduanya dalam cinta remaja. Dilan kuliah dan Cika anak sekolah di akhir masa menjelang kelulusan.

Sekilas ceritanya agak mirip sama kisah cintanya sama Milea. Ada cemburu, ada marah, ada curiga, ada jengkel, ada rindu, ada kerupuk buat bekal makan, ada puisi, ada kenakalan khas remaja dan ada-ada yang lainnya.

Bedanya kalau sama Cika sampai ke pertunangan bahkan sampai menikah. Punya momongan juga hasil bertarung keduanya. Abah-nya Cika yang melamar dan disaksikan orangtua Cika. Artinya, di sini Dilan cukup unik melamar Cika dengan mendatangkan Abah--kakeknya sendiri. Di mana coba peristiwa begini terjadi. O ya, di seri novel 2 sudah dijelaskan Lia bahwa ayahnya Dilan gugur di Timor Leste saat bertugas. Biar kamu gak bertanya, ke mana ayahnya Dilan.

Tanggapan Soal Isi Novel

Baik, kita masuk pada tanggapan soal  isi cerita ya, jujur, karakter Cika agak kaku. Cerita kadang terasa garing, kalau seri 1-3 kerapkali dikejutkan dengan kisah dan rayuan maut Dilan, maka sama Cika kurang foll gitu.

Tentu saja, ini pilihan penulisnya. Bagaimana pun Lia dan Cika dua jenis orang yang berbeda. Karakter yang lain pula. Kalau disederhanakan, Cika agak introvert sedangkan Lia biosver. Itu telaah kasar saya.

Atau aku saja yang terlalu suka dengan karakter Lia, yang agak manja, apa adanya dan murah senyum sehingga membandingkan keduanya di klausul semu. Padahala ketika Cika juga cemburu dengan sosok Lia yang sudah masa lalu bagi Dilan, ia tetap merasa Lia tetap jadi saingan. Padahal kisah cinta mereka sudah berlalu, seperti lalu lintas yang begerak maju bukan lagi mundur dibayangi kegelapan.

Itu yang disampaikan Bunda Dilan ke Cika juga ke Dilan. Tak usah membandingkan masa lalu, semua punya kesan yang berbeda. Punya karakter yang tak harus sama. Toh, Dilan-nya mau dan tetap langgeng sampai novel itu selesai. Jadi, kenapa aku harus ribet membandingkannya. Intinya, kisah cinta mereka tetap hebat dan keren. Buktinya berhasil dibukukan, dan bagaimana dengan kita?

Kesimpulan

Novel ini tetap menarik untuk lagi dan lagi dibaca, walau pun biar lebih komplit disertai seri 1 sampai 4. Jadi, tak hanya membaca seri novel apalagi berbekal resensi absurd ini saja, yang ada bukan pencerahan tapi kebingungan demi keheranan.

Oleh karenanya, karakter Dilan sekalipun aneh dan humoris tak selalu cocok untuk kita terapkan pada diri kita. Kita dan dia adalah dua manusia yang berbeda sekali pun tetap manusia juga. Maka tak usah disamakan, cukup pelajari dan pahami. (***)

Pandeglang, 22 desember 2024   11.53

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun