Sekilas ceritanya agak mirip sama kisah cintanya sama Milea. Ada cemburu, ada marah, ada curiga, ada jengkel, ada rindu, ada kerupuk buat bekal makan, ada puisi, ada kenakalan khas remaja dan ada-ada yang lainnya.
Bedanya kalau sama Cika sampai ke pertunangan bahkan sampai menikah. Punya momongan juga hasil bertarung keduanya. Abah-nya Cika yang melamar dan disaksikan orangtua Cika. Artinya, di sini Dilan cukup unik melamar Cika dengan mendatangkan Abah--kakeknya sendiri. Di mana coba peristiwa begini terjadi. O ya, di seri novel 2 sudah dijelaskan Lia bahwa ayahnya Dilan gugur di Timor Leste saat bertugas. Biar kamu gak bertanya, ke mana ayahnya Dilan.
Tanggapan Soal Isi Novel
Baik, kita masuk pada tanggapan soal  isi cerita ya, jujur, karakter Cika agak kaku. Cerita kadang terasa garing, kalau seri 1-3 kerapkali dikejutkan dengan kisah dan rayuan maut Dilan, maka sama Cika kurang foll gitu.
Tentu saja, ini pilihan penulisnya. Bagaimana pun Lia dan Cika dua jenis orang yang berbeda. Karakter yang lain pula. Kalau disederhanakan, Cika agak introvert sedangkan Lia biosver. Itu telaah kasar saya.
Atau aku saja yang terlalu suka dengan karakter Lia, yang agak manja, apa adanya dan murah senyum sehingga membandingkan keduanya di klausul semu. Padahala ketika Cika juga cemburu dengan sosok Lia yang sudah masa lalu bagi Dilan, ia tetap merasa Lia tetap jadi saingan. Padahal kisah cinta mereka sudah berlalu, seperti lalu lintas yang begerak maju bukan lagi mundur dibayangi kegelapan.
Itu yang disampaikan Bunda Dilan ke Cika juga ke Dilan. Tak usah membandingkan masa lalu, semua punya kesan yang berbeda. Punya karakter yang tak harus sama. Toh, Dilan-nya mau dan tetap langgeng sampai novel itu selesai. Jadi, kenapa aku harus ribet membandingkannya. Intinya, kisah cinta mereka tetap hebat dan keren. Buktinya berhasil dibukukan, dan bagaimana dengan kita?
Kesimpulan
Novel ini tetap menarik untuk lagi dan lagi dibaca, walau pun biar lebih komplit disertai seri 1 sampai 4. Jadi, tak hanya membaca seri novel apalagi berbekal resensi absurd ini saja, yang ada bukan pencerahan tapi kebingungan demi keheranan.
Oleh karenanya, karakter Dilan sekalipun aneh dan humoris tak selalu cocok untuk kita terapkan pada diri kita. Kita dan dia adalah dua manusia yang berbeda sekali pun tetap manusia juga. Maka tak usah disamakan, cukup pelajari dan pahami. (***)
Pandeglang, 22 desember 2024 Â 11.53
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H