Negeriku sudah merdeka,
tujuh belas agustus seribu sembilan ratus empat puluh lima jadi saksinya
tua-muda berpadu untuk berikrar;
kita Indonesia, kita satu cita-cita.
tujuh puluh lima tahun lebih merdeka,
konflik Papua masih  memanas
sesama putera bangsa saling serang
entah bagaimana ujungnya
jatuh korban di lawan, hati jadi terluka!
gugur yang menjaga kedaulatan pun ikut merana
mereka sama.
satu darah di tanah yang sama
Indonesia tercinta
Negeriku tercinta sudah merdeka,
lihatlah, KKN makin vulgar saja
katanya reformasi sudah di depant mata
repot nasi tetap saja ada
beras melambung lagi
minyak goreng makin panas saja
menggoreng perasaan hati ibu-ibu kita
BBM harganya lain lagi
seperti gas elpiji lari-lari
perlu KTP untuk beli
Negeriku tercinta,
petaninya bingung mencari pupuk
beli saja repot
Sawahnya penuh sampahÂ
airnya penuh limbah
Tujuh puluh lima tahun lebih merdeka
generasi emasnya tak hafal Pancasila
Tak ingat isi UUD '45
sejarah bangsanya hal yang asing di telinganya
Itulah negeriku tercinta,
negara berjihad melawan judi online dan sejenisnya
pejabat negara andil di sana
mau jadi apa kita
600 triliun habis untuk berharap pada keberuntungan
isteri bakar suaminya
suami bunuh isterinya
anak pun habisi ayahnya
demi ingin semu.
Buka topengmu
malu pada pahlawan negeri
berdarah-darah berjuang untuk penerusnya
yang mengisi, ongkang-angking
melihat senjaÂ
perut lapar
isi kepala kosong
Tujuh puluh lima tahun lebih kita merdeka
koruptor merajalela
suap di mana-mana
pdg, 9/7/24Â 23.54
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H