Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, metal dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang. Sehari-hari berdagang dan menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeriku Sudah Merdeka

9 Juli 2024   23:58 Diperbarui: 10 Juli 2024   00:00 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber melintas.id

Negeriku sudah merdeka,

tujuh belas agustus seribu sembilan ratus empat puluh lima jadi saksinya

tua-muda berpadu untuk berikrar;

Baca juga: Negeri Tepu-Tepu

kita Indonesia, kita satu cita-cita.

tujuh puluh lima tahun lebih merdeka,

konflik Papua masih  memanas

sesama putera bangsa saling serang

entah bagaimana ujungnya

jatuh korban di lawan, hati jadi terluka!

gugur yang menjaga kedaulatan pun ikut merana

mereka sama.

satu darah di tanah yang sama

Indonesia tercinta

Negeriku tercinta sudah merdeka,

lihatlah, KKN makin vulgar saja

katanya reformasi sudah di depant mata

repot nasi tetap saja ada

beras melambung lagi

minyak goreng makin panas saja

menggoreng perasaan hati ibu-ibu kita

BBM harganya lain lagi

seperti gas elpiji lari-lari

perlu KTP untuk beli

Negeriku tercinta,

petaninya bingung mencari pupuk

beli saja repot

Sawahnya penuh sampah 

airnya penuh limbah

Tujuh  puluh lima tahun lebih merdeka

generasi emasnya tak hafal Pancasila

Tak ingat isi UUD '45

sejarah bangsanya hal yang asing di telinganya

Itulah negeriku tercinta,

negara berjihad melawan judi online dan sejenisnya

pejabat negara andil di sana

mau jadi apa kita

600 triliun habis untuk berharap pada keberuntungan

isteri bakar suaminya

suami bunuh isterinya

anak pun habisi ayahnya

demi ingin semu.

Buka topengmu

malu pada pahlawan negeri

berdarah-darah berjuang untuk  penerusnya

yang mengisi, ongkang-angking

melihat senja 

perut lapar

isi kepala kosong

Tujuh puluh lima tahun lebih kita merdeka

koruptor merajalela

suap di mana-mana

pdg, 9/7/24  23.54

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun