Barangkali gaung ini terdengar wakil rakyat di sana, sebagaimana yang diungkapkan anggota Komisi V DPRD Banten bahwasannya angka Partispasi Sekolah (APS) di Banten 68.94 persen  lebih rendah dibanding APS nasional sekitar 73.09 persen, (Bantennews, 2024).
Artinya, PR ini bukan sekedar selesai diungkapkan dalam janji politik. Harus ada upaya, berani mengungkapkan juga memberi solusi nyata.
Lagian membicarakan pendidikan, tak hanya yang formal. Ada pula yang non-formal. Â Selama ini kurang diperhatikan dan dirangkul untuk ikut serta membuka paradigma berpikir warga Banten seluruhnya. Kita punya banyak sastrawan dan penulis yang sudah harum namanya.
Banyak dari mereka punya Komunitas-Komunitas Literasi. Ironinya, di luar daerah mereka rangkul dengan baik. Di daerahnya, dianggap sebelah mata. Ini perlu diberi kesempatan untuk andil, tidak hanya bermitra secara formil juga diberi suntikan akomodasi agar mudah menjamah ke berbagai wilayah yang diduga masih perlu dibenahi.
Daya baca masyarakat yang masih naik turun, dengan kondisi perpustakaan yang masih minim, masih jauh disebut wahana asyik untuk dikunjungi masyarakat. Terutama kebanyakan kita yang masih ogah-ogahan membiasakan membaca. Rasanya tugas ini tidak mudah untuk pemimpin Banten selanjutnya.Â
Oleh karenanya, warga Banten harus cerdas menggunakan hak pilihnya. Jangan sampai, hak pilih digunakan untuk satu calon, tapi dipilih bukan hasil dari nurani tapi dari seberapa besar serangan fajar di dapat.
 Kalau begini, jangan berharap Banten menjadi lebih baik dengan kesadaran poiltik dan kejernihan warganya yang rendah, yang ada, tontonan seputar yang kaya makin kaya dan miskin makin miskin adalah potret akut Banten nantinya. Mari berpikir sebelum terjadi. Wallahu'alam. (***)
Pandeglang, 9 Juli 2024Â Â 22.20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H