Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, metal dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang. Sehari-hari berdagang dan menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Banten Tidak Butuh Siapa Pemimpinnya Tapi, Ini Loh Poinnya!

9 Juli 2024   22:22 Diperbarui: 9 Juli 2024   23:14 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan PSI dan PKS beberapa hari lalu. Sumber: detik.com

Barangkali gaung ini terdengar wakil rakyat di sana, sebagaimana yang diungkapkan anggota Komisi V DPRD Banten bahwasannya angka Partispasi Sekolah (APS) di Banten 68.94 persen  lebih rendah dibanding APS nasional sekitar 73.09 persen, (Bantennews, 2024).

Artinya, PR ini bukan sekedar selesai diungkapkan dalam janji politik. Harus ada upaya, berani mengungkapkan juga memberi solusi nyata.

Lagian membicarakan pendidikan, tak hanya yang formal. Ada pula yang non-formal.  Selama ini kurang diperhatikan dan dirangkul untuk ikut serta membuka paradigma berpikir warga Banten seluruhnya. Kita punya banyak sastrawan dan penulis yang sudah harum namanya.

Banyak dari mereka punya Komunitas-Komunitas Literasi. Ironinya, di luar daerah mereka rangkul dengan baik. Di daerahnya, dianggap sebelah mata. Ini perlu diberi kesempatan untuk andil, tidak hanya bermitra secara formil juga diberi suntikan akomodasi agar mudah menjamah ke berbagai wilayah yang diduga masih perlu dibenahi.

Daya baca masyarakat yang masih naik turun, dengan kondisi perpustakaan yang masih minim, masih jauh disebut wahana asyik untuk dikunjungi masyarakat. Terutama kebanyakan kita yang masih ogah-ogahan membiasakan membaca. Rasanya tugas ini tidak mudah untuk pemimpin Banten selanjutnya. 

Oleh karenanya, warga Banten harus cerdas menggunakan hak pilihnya. Jangan sampai, hak pilih digunakan untuk satu calon, tapi dipilih bukan hasil dari nurani tapi dari seberapa besar serangan fajar di dapat.

 Kalau begini, jangan berharap Banten menjadi lebih baik dengan kesadaran poiltik dan kejernihan warganya yang rendah, yang ada, tontonan seputar yang kaya makin kaya dan miskin makin miskin adalah potret akut Banten nantinya. Mari berpikir sebelum terjadi. Wallahu'alam. (***)

Pandeglang, 9 Juli 2024   22.20

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun