Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, metal dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang. Sehari-hari berdagang dan menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senyum Indah Papua

7 Juli 2024   18:02 Diperbarui: 7 Juli 2024   18:05 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darah itu ancaman,

antara jelata melawan kepentingan

antara aparat terancam warga

Baca juga: Negeri Tepu-Tepu

warga takut aparat

enam puluh tahun berlalu

yang miskin tetap menderita

yang kaya kuasa

ada apa di sana

sampai kini tak jua usai

teror jadi laporan biasa

tujuh puluh warga yang melawan pupus, 70 aparat ikut serta tutup usia

tertembak-ditembak

Damai, damailah bumi Cenderawasih

cukupi semua luka

tutup borok

anak cucu berhak bahagia

nasib cerah

esok tertawa

mari bapak-ibu yang duduk di kursi kuasa

singsingkan baju, buang ego

mari bapak-tokoh yang "melawan"

kita duduk bersama

apa mau Papua sesungguhnya

cukupi korban yang tak berdosa

 

kita boleh berbeda

sama untuk cinta

untuk cita

demi senyum cerah

Papua yang penuh cinta.

Pandeglang, 7 Juli 2024   .59

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun