Mohon tunggu...
Mahyati
Mahyati Mohon Tunggu... Guru - Bersyukur

Belajar berjuang bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Belajar Matematika SD dengan Reuse

21 November 2020   18:55 Diperbarui: 21 November 2020   19:13 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Matematika merupakan ilmu yang harus dikuasai siswa agar dapat melakukan penghitungan. Sayangnya, sebagian siswa tidak menyukai matematika. Para siswa masih menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan.

Kelas yang kondusif merupakan dambaan setiap guru. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan menyukai pelajaran matematika diperlukan kepekaan dan kreativitas guru dalam menciptakan kelas yang demikian.

Pembelajaran menyenangkan dapat menjadi pemicu siswa menyukai matematika. Suasana menyenangkan dapat mengikis rasa takut dan bosan. Ketertarikan dan minat terhadap pembelajaran akan muncul.

Pembelajaran kontekstual dengan keseharian siswa menjadikan belajar sarat makna. Materi yang dibelajarkan dikaitkan dengan hal-hal di dekat siswa. Kebermanfaatan pembelajaran akan sangat dirasakan oleh siswa. Akan muncul kesadaran pada siswa pentingnya penguasaan materi.

Kreativitas guru sangat diperlukan agar dapat menciptakan pembelajaran menyenangkan dan kontekstual. Salah satunya dengan penggunaan media. Terlebih untuk siswa pada jenjang pendidikan dasar yang masih berada pada tahap berpikir konkret. Benda-benda nyata akan sangat membantu proses belajar mereka. Tidak harus dengan alat peraga dengan teknologi terkini dan mahal. Penggunaan barang-barang di sekitar mereka akan sangat membantu pembelajaran.

Barang bekas konkret sederhana (babe kona) sesuai dengan materi pembelajaran dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Misalkan materi menghitung volume tabung dapat digunakan babe kona berupa kemasan makanan ringan. Pada siswa kelas 6, volume bangun ruang dibatasi pada tabung dan prisma.

Pembelajaran dimulai dengan penugasan untuk mencari dan membawa babe kona bekas kemasan makanan ringan yang berbentuk tabung. Kegiatan ini mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi. Mereka diharapkan mampu memilah dan memilih kemasan yang berbentuk tabung dan prisma. Siswa belajar langsung dan praktik dalam kehidupan keseharian. Suatu pengalaman belajar yang bermakna dan akan terpatri dalam ingatan.

Babe kona yang telah dipilih dan dibawa siswa kemudian digunakan dalam pembelajaran di kelas. Siswa bekerja dalam kelompok. Pembagian kelompok berdasar jenis bangun ruang. Mereka berdiskusi, mengidentifikasi dan konfirmasi berbagai jenis bangun ruang. Secara bergiliran, tiap kelompok mempresentasikan hasil identifikasi. Kegiatan ini dapat mengasah kemampuan menyampaikan pendapat, kritis, kerja sama, toleransi dan team work.

Pembelajaran dilanjutkan dengan mengidentifikasi komponen bangun ruang. Bagian mana yang merupakan panjang, lebar dan tinggi. Bangun ruang dikondisikan pada berbagai posisi.

Menghitung volume sebagai kompetensi yang akan dicapai, dapat dibelajarkan ketika siswa sudah dapat mengidentifikasi jenis bangun ruang dan menentukan komponennya. Siswa yang telah dapat mengidentifikasi jenis bangun ruang maka ia dapat menentukan bagaimana cara menghitung dan komponen apa yang harus diketahui. Rumus yang biasanya menjadi andalan untuk mengerjakan, dengan sendirinya akan muncul dalam ingatan.

Konsep menghitung volume bangun ruang diperoleh melalui proses penemuan. Melalui proses ini diharapkan akan lekat dalam ingatan, tidak sekadar melekatkan rumus dalam ingatan. 

Rumus dengan sendirinya akan muncul ketika siswa dapat menemukan rumus melalui proses penemuan. Tidak sekadar doktrin dan drill rumus. Biasanya hanya terekam di ingatan sampai dengan ujian. Ketika ujian sudah lewat maka lepaslah ingatan tersebut. Berbeda dengan proses penemuan atau proses dimana siswa dapat mengetahui asal muasal konsep sampai diperoleh rumus.

Proses penemuan konsep dan rumus volume bangun ruang dapat dilakukan dengan mengisi kemasan bekas tersebut. Misal diisi air, pasir atau benda lain yang memungkinkan. 

Siswa diminta mengukur volume benda yang dapat ditampung tiap kemasan dengan alat ukur semisal gelas ukur. Siswa diminta membandingkan dengan menghitung luas alas dikali tinggi bangun ruang tersebut. Maka kesimpulan bahwa volume bangun ruang didapat dengan mengalikan luas alas dengan tinggi.

Pengalaman belajar tersebut akan lebih lekat dalam ingatan siswa. Bandingkan dengan pembelajaran dimana siswa langsung diberi rumus volume bangun ruang. Siswa membutuhkan daya lebih dalam proses menghafal. Mudah untuk lupa dengan hafalan tersebut.

Pengalaman menghitung volume bangun ruang akan lebih menyenangkan ketika dimulai  dengan siswa menentukan panjang tiap-tiap ukuran kemasan yang telah dibawa. Berapa panjang, lebar, rusuk atau tinggi bangun ruang. Akan terasa berbeda ketika siswa sekadar diberi soal.

Hal-hal kontekstual yang dekat dengan keseharian siswa akan membantu pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan. Pembelajaran dapat dilanjutkan dengan penugasan untuk menentukan benda yang ada di rumah, di sekolah atau disekitar yang merupakan bangun ruang. Siswa diminta menentukan panjang ukuran dan volumenya.

Jika konsep dasar tentang volume bangun ruang telah dikuasai, dapat dilanjutkan dengan memberikan soal berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Siswa dihadapkan pada situasi yang berkaitan dengan volume bangun ruang dan diajak untuk berpikir kritis bagaimana penyelesaian permasalahan dalam soal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun