Mohon tunggu...
Mahya Aliya
Mahya Aliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - akun pribadi

Mahasiswa UIN Walisongo semester 4

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Al-Ihya

28 Oktober 2022   21:49 Diperbarui: 28 Oktober 2022   22:38 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran besar kaum kiai dan santri dalam perjuangannya melawan penjajahan bangsa asing yang bertepatan dengan resolusi jihad Mbah KH Hasyim pada tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri. Itu juga yang menjadi alasan ditetapkannya hari santri pada tanggal tersebut. 

Pada tahun 2015 lalu, hari itu menjadi refleksi bagi golongan santri dan bangsa untuk mengingat kembali sejarah perjuangan kaum pondok pesantren dalam berjuang melawan penjajah, ingatan sejarah akan memberikan bekal bagi para santri pada zaman modern sekarang ini untuk selalu berbenah memperbaiki kulaitas diri demi kemajuan  bangsa Indonesia.

Pada tahun ini peringatan Hari Santri Nasional 2022 telah dirilis Menag Yaqut Cholil Qoumas, Selasa, 27 September 2022 malam. Disiarkan langsung melalui chanel youtube Kemenag RI, seremonial ini dipusatkan di Lapangan Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid, Pekalongan. 

Dalam kesempatan itu, Menag juga me-launching tema dan logo peringatan Hari Santri 2022. Tahun ini, peringatan Hari Santri mengangkat tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”. Menurut Menag Yaqut, tema tersebut mengandung pesan bahwa santri adalah pribadi yang selalu siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

Sejarah telah membuktikan bahwa santri selalu ada dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan segala kemampuannya, bisa menjadi apa saja. Santri tidak hanya ahli ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Meski bisa menjadi apa saja, santri tidaklah melupakan tugas utamanya menjaga agama. Karena salah satu tujuan agama adalah untuk memuliakan manusia. Sebaliknya, agama tidak diturunkan untuk merendahkan martabat kemanusiaan.

Pada tahun ini, Hari Santri mengusung enam filosofi ynag terdapat didalam logo Hari Santri. Yang pertama, yaitu merangkul berarti melingkarkan lengan pada pundak (tubuh, pinggang, dan sebagainya) orang lain sambil melingkarkan kedua lengan. 

Ini bermakna melindungi, memberikan empati dan kepedulian. Yang kedua yaitu jabat tangan berarti mengandung makna keakraban dalam setiap pertemuan, saling berbudaya, memberikan sapa. Mengulurkan tangan untuk saling membantu antar manusia dengan manusia yang lain. Yang ketiga, daun berarti daun hijau tidak hanya mengandung makna kehidupan dan energi pada manusia, tetapi juga harapan.

Yang keempat, Infinity berarti simbol tak hingga (bahasa Inggris: infinity symbol) yang dilambangkan sebagai ∞, merupakan simbol matematika yang mewakili konsep tak hingga. Yang kelima, matahari berarti terus memberikan cahaya untuk kehidupan manusia. 

Matahari merupakan sumber energi alam semesta dan penghuninya, mengandung makna daya yang tidak pernah habis. Yang keenam, mata indera berarti  penglihatan manusia, untuk memandang segala hal, melihat keadaan sekitar. Ini mengandung pesan melihat dan mengamati apa yang terjadi dan apa yang bisa diperbuat. 

Ada tiga warna yang dipilih, yaitu: Biru (Cerdas dan Bijaksana), Hijau (Religius dan Harmonis), dan Oranye (Semangat dan Enerjik).

Ada kesinambungan diantara Santri dengan nilai nilai Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa: Setiap warga negara Indonesia berhak untuk memilih dan menganut agamanya masing masing. Sebagai seorang santri mereka sudah menerapkan nilai Pancasila pertama dengan menganut agama islam dan juga sudah mengamalkan ajaran ajaran yang ada dalam agamanya. 

Kemanusiaan yang adil dan beradab: Di pesantren para santri di ajarkan untuk selalu berkata jujur dan bersikap adil terhdap sesama. Juga harus saling toleransi terhadap perbedaan budaya, suku, dan ras. 

Persatuan Indonesia: Pesantren kebanyakan terletak pada daerah Jawa karena mayoritas penganut agama islam terletak pada daerah Jawa. Namun yang menempuh Pendidikan pesantren ini tidak hanya yang ada di daerah Jawa saja.

Banyak para santri yang bertempat tinggal di luar Jawa lebih memilih untuk menempuh Pendidikan pesantren di Jawa. Para santri dari berbagai daerah, Bahasa, budaya, suku, dan ras di satukan dalam satu tempat yang dimana nantinya mereka akan menempuh Pendidikan agama islam Bersama sama dengan waktu yang telah ditentukan. 

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan: Jadi di dalam pesantren santri tidak hanya belajar tentang agama saja tetapi juga tentang nilai-nilai Pancasila dan cara penerapannya. 

Penerapan nilai-nilai Pancasila ini dapat dilihat dari adanya organisasi organisasi di dalam pesantren yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk menyampaikan pendapat dan menyelesaikan masalah dengan cara bermusyawarah. 

Dan bermusyawarah sendiri juga sudah di bahas di dalam kitab Al-Qur'an. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia: Di dalam pesantren kita diajarkan untuk adil dalam segala hal. Dengan makanan yang sama pada seluruh santri, di adakannya kegiatan kerja bakti Bersama dengan seluruh warga pesantren.

Santri bukan hanya soal agama, nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan oleh pendiri bangsa, seperti cinta tanah air, rela berkorban, persatuan Indonesia, mewujudkan perdamaian dunia, tidak bisa lepas dari kewajiban para santri untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Para santri merupakan bagian dari bangsa Indonesia ynag memperjunagkan kemerdekaan. Sehinggga para santri yang merupakan bagian dari elemen bangsa dan generasi muda memiliki kewajiban ynag sama dalam melaksanakan dan menjaga ideologi pancasila.

Pondok Pesantren Al-Ihya kali ini memperingati Hari Santri yang kedua setelah tahun lalu, kali ini peringatan tersebut dikemas dengan berbagai lomba yang memberikan antusias lebih bagi para santri yaitu ada lomba kreasi nadzom, duta Al-Ihya, tebak kata, estafet air, dan makan kerupuk.

Peringatan tersebut dilaksanakan tepat pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 pada pukul 09.00 WIB di Aula Pondok Pesantren Al-Ihya dilanjut dengan lomba kreasi nadzom, semi final duta Al-Ihya. 

Dihari selanjutnya dilanjut dengan lomba makan kerupuk, estafet air, tebak kata dan final Duta Santri Al Ihya yang nantinya pengumuman lomba akan disampaikan disaat acara puncak pada tanggal 5 November 2022. 

Sebelum dibukanya acara tersebut pada hari Jumat, 21 Oktober malam diadakan sesi bagi para calon duta Al-Ihya untuk pengambilan nomor urut. Kegiatan lomba tersebut diikuti baik santri putra atau santri putri sekitar 300 an peserta lomba. 

Lain dari yang lain, keunikan tersendiri muncul dalam perlombaan, seperti dalam lomba kreasi nadzom banyak hal unik baik dari kostum yang ramai, simple, atau bahkan memakai mukena. Dari alat yang memanfaatkan barang sekreatif mungkin bahkan samapi lantunan yang unik. 

Dalam estafet air kita juga tidak menggunakan botol alyaknya estafet air biasa namun kita menggunakan nampan besar untuk media pemindahan air tersebut.

Keunikan, hal baru didapat sewaktu pelaksanaan Hari Santri yang dirasa dapat menumbuhkan sikap kita terhadap Pancasila baik itu gotong royong, memahami perbedaan, saling mengahrgai, jujur dan lain sebagainya,banyak hal dirasa kecil namun, sangat bermanfaat bagi kita semua dan ternyata banyak mengandung nilai-nilai Pancasila yang secara tidak langsung kita lakukan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun