Mohon tunggu...
Mahrizal Ayah Anam
Mahrizal Ayah Anam Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

9 Ciri Khas Seorang Santri | Selamat Hari Santri

22 Oktober 2018   11:49 Diperbarui: 22 Oktober 2018   12:43 2654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

1. Tawadhu

Seorang santri akan tawadhu meski berilmu tinggi, karena dia sadar apa yang dia tahu belum ada apa2 nya dibanding ilmu ulama para pendahulu nya.  karena dia sering ngaji kitab dan sering menyelami samudra ilmu maka dia menyadari ilmunya yang sekarang tidak ada apa2nya dan merasa malu jika disombongkan, sehingga santri meskipun sudah mondok 10 tahun akan tetap tawadhu, dan mengaku belum bisa apa2.

2. Patuh pada orang tua

Sebandel2 santri akan hormat dan patuh sama orang tua, terutama ibu

sejengkel2 nya santri sama orang tua tidak akan pernah membantah orang tua.

3. Takzim sama guru

Santri menyadari bahwa setinggi apapun ilmu tidak akan manfaat kalau tidak rasa takzim dengan guru. ilmu boleh setinggi langit tapi kalau kurang ajar sama guru ilmunya tidak akan manfaat, itulah yang ditakutkan oleh santri, sebab cita2 santri ialah ingin ilmunya manfaat.

Maka takzim dengan guru adalah pilar utama jika ingin ilmunya manfaat

Santri menyadari meskipun dirinya bodoh tidak hafal ilmu tapi kalau takzim sama guru, insya Allah ilmunya manfaat dan ada berkah dalam kehidupannya.

Santri menyadari pula bahwa guru lah yang mengenalkan dirinya akan tuhannya, Allah sang Penguasa Alam raya,  nabinya Rasulullah tercinta, dan kewajiban pada orang tua, tidak boleh membantah harus patuh, dan kewajiban2 lain.

karena guru lah si santri tahu hukum2 agama, oleh karena itu lah santri akan sangat takzim pada gurunya. 

4. Berakhlakul Karimah

Jujur, sopan santun, berkata lembut, adalah ciri khas santri

Bukan santri kalau tidak punya akhlak, masyarakat akan bertanya, santri ko begitu, santri ko seperti itu

Maka dimanapun santri ia mempunyai akhlakul karimah, pandai menghormati yang lebih tua, menghargai sesama dan menyayangi yang lebih muda.

Pantang baginya menyakiti hati orang lain karena itu bukan akhlak yang baik, bahkan bisa menyebabkan tidak mati khusnul khotimah, santri tahu itu karena ngaji sehingga hati2 dalam menjaga lisannya.

Santri akan cium tangan dengan orang yang lebih tua, karena siapapun yang lebih tua wajib dihormati. 

5. Tidak meninggalkan shalat

Senakal2 nya santri tetap takut meninggalkan shalat. 

6. Tidak meninggalkan baca Al Quran dan Wirid

Santri paham bahwa membaca Al Quran bagian dari dirinya yang tidak terpisahkan

Dia merasa lebih dekat dengan Allah jika dia tidak meninggalkan membaca kalam Nya

 Senang mengamalkan wirid

Santri identik dengan wirid dan amalan2. karena santri sadar dirinya tidak akan lepas dari bergantung kepada Allah. santri menyadari bahwa tangga untuk meminta kepada Allah agar cepat terkabul adalah dengan wirid2 dan amalan2.

Santri pun merasa bahwa dengan mengamalkan wirid hidupnya akan berkah dan menjadi mudah, dengan keberkahan wirid.

Apa itu wirid, wirid ialah dzikir yang diulang2. 

7. Punya akidah yang kuat

Kalau kita lihat belakangan ini aliran2 sesat seperti yang mengaku nabi palsu atau aliran2 sesat belakangan ini, maka akan kita dapati tidak ada pengikutnya dari kalangan santri. banyak yang dari sarjana maupun dari akademis namun tidak ada dari yang berlatar belakang pesantren.

karena di pesantren telah ditempa dengan akidah dan tauhid yang kuat.

Diajari akidah 50 dengan aqidatul awam bahwa Allah mempunyai 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, 1 sifat jaiz 

Rasul punya sifat wajib 4, sifat mustahil 4 dan sifat jaiz 1 

Santri diajari aqidah dan tauhid bahwa segala sesuatu ini terjadi karena Allah yang mengatur 

Santri diajari bahwa Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam 

sehingga keluar dari pesantren sudah mempunyai akidah yang kuat yang tidak akan tergoyahkan oleh apapun. 

8. Cinta agama, bangsa dan negara

Santri menyadari agama ini lah yang menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat. agama sangat penting, tanpa agama manusia hidup kehilangan arah.

sehingga santri akan memegang teguh agama dan akan membela agama sampai titik darah penghabisan. 

andai ada orang yang menghina agama santri akan marah dan menggelegak darahnya.

Santri menyadari pula bahwa dia hidup di tanah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mana untuk mendirikannya dibutuhkan jutaan darah dari syuhada para pejuang

Santri menyadari bahwa yang memperjuangkan bangsa ini ini adalah para santri dan kyai yang berjuang sampai titik darah penghabisan

kalau tidak ada kyai dan para santri maka tidak ada pertempuran 10 November 1948 di Surabaya, yang mana menewaskan jendral inggris, Mallaby . padahal Inggris adalah satu dari pemenang perang dunia kedua. Pertempuran 10 November ada karena ada resolusi jihad dari Hadrotussyaikh Hasyim Asy'ari yang mana mengobarkan semangat para kyai dan santri serta masyarakat surabaya dan sekitarnya. para kyai dan santri yang di luar surabaya pada datang semangat berperang karena seruan resolusi jihad tsb.

Oleh karenanya santri wajib mencintai bangsa dan negaranya. karena bangsa dan negara ini berdiri karena jasa para kyai dan santri.

 9. Ingin Menjadi Orang yang bermanfaat

Siapapun santri pasti ingin menjadi orang yang bermanfaat. sebab santri menyadari bahwa buat apa punya ilmu setinggi gunung sedalam lautan tapi tidak ada manfaatnya. sehingga santri akan dengan senang hati jika ada anak yang ingin ngaji dengannya, meski hanya ngaji alif ba ta. karena artinya dia sudah menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Santri tidak akan malu dan gengsi meski di pondok ngaji ihya ulumudin namun masyarakat ingin ngaji safinatun najah, bahkan malah seneng ilmunya dibutuhkan dan bermanfaat.
Tidak ada satu santri pun yang hidupnya tidak ingin menjadi bermanfaat, semua ingin bermanfaat, karena santri sudah ditanamkan sejak di sini di pesantren bahwa sebaik2 manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain, bahkan santri yang hanya ngaji sedikit di pesantren dan sewaktu ngaji ngantuk2 an tetep ingin menjadi santri yang bermanfaat buat yang lain.

Sehingga tak jarang santri setelah terjun di masyarakat, dia malah senang bila bisa ngajar ngaji orang lain, meski anak2, meski dasar alif ba ta karena itu berarti dirinya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Buat apa ilmu tinggi tapi tidak ada manfaatnya, mending ilmu sedikit tapi ada manfaatnya ada berkahnya buat diri sendiri dan buat orang lain... itu lah santri.

Pribadi yang sederhana namun mempunyai cita2 yang mulia menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

 

Selamat hari santri.

Mahrizal

22 Oktober 2018

https://amahrizal.wordpress.com/2018/10/22/9-ciri-khas-seorang-santri-selamat-hari-santri/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun