Mohon tunggu...
Mahowa Fathor
Mahowa Fathor Mohon Tunggu... Aktor - jalani nikmati sesali

alhamdulilah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maafkan Aku

2 Desember 2019   15:08 Diperbarui: 2 Desember 2019   15:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami berdua terdiam. Gue mencuri-curi pandang ke bella dan melihat kalau dia tidak menemukan chattingan gue sama anggun. Tiba-tiba saja air mata bella mengalir.
"kok kamu tega sih sama aku" ucapnya dengan tersedu-sedu, air matanya perlahan-lahan keluar.
"tega gimana sih maksud kamu? aku gak ngerti deh". Jawab gue dengan wajah yang bego, seakan-akan gue gak tau apa yang terjadi.
"Ini siapa..? kok kamu chattingannya mesra gini, kamu kok berani sih selingkuhin aku!!" teriak dia sambil menangis.
Pikiran gue saat itu sangat kacau, gue udah gak tau harus ngomong apa lagi. "itu nenek aku bella.." jawab gue panik.
"masa kamu chattingan sama nenek kamu mesra gini, lagian nenek kamu kan udah meninggal."
"dia bangkit lagi".
Kami bertengkar sangat lama pada saat itu. Bahkan gue lupa ke mana tujuan gue dengan bella saat itu. Gue hanya mengendarai mobil tanpa arah tujuan. Gue mulai menjelaskan ke dia, kenapa gue selingkuh.

"Kenapa kamu gak bilang ke aku aja sih, kenapa harus dengan cara selingkuh" jawab dia dengan pelan. Air matanya perlahan mulai berhenti.
"iya maaf. Aku salah, gak seharusnya aku selingkuhin kamu" ucap gue dengan rasa yang sangat bersalah.
Kami terdiam sejenak.

Dan bella pun membuka suaranya. "kayaknya kita putus aja deh, kita udah gak bisa lanjut".
Gue terdiam. Saat itu gue tidak berbicara apa-apa. Dan bahkan gue tidak membela diri ataupun menjawab keputusan bella itu. Suasana sangat hening dan hanya terdengar rintik hujan. Gue langsung mengantarnya ke rumah. Bahkan kami sudah lupa ke mana tujuan kami sebenarnya.

Bella masuk ke rumah tanpa berkata satu kata pun. Dan gue mengendarai mobil gue lagi untuk pulang ke rumah. Selama perjalanan gue mulai berpikir, betapa kejamnya gue. Bahkan gue merasa bahwa gue yang sangat kejam terhadapnya. Dan gue terus menyesali perbuatan gue ini.

Sampai di rumah. gue mulai membuka handphone gue. Melihat chattingan gue dengan anggun. Terlintas di pikiran gue, dalam hati gue terus berkata kenapa gue tega melakukan ini.

Gue mencari-cari kontak bella dan mencoba untuk meneleponnya, dan dia tidak menjawab. Gue mencoba untuk mengirimnya pesan. Dan Meminta maaf kepadanya. Gue menghadap ke langit-langit kamar, sambil menunggu balasan dari bella. Berharap dia bisa memaafkan gue. Dan mengulang kembali hubungan ini. 

KARANGAN BY: Fahrizal Sukardi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun