Mohon tunggu...
Mahmud Khabiebi
Mahmud Khabiebi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, suka menulis

Masih kuliah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Bakat dan Usaha

20 Maret 2024   16:27 Diperbarui: 20 Maret 2024   16:32 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ok kembali ke anak pak ustaz ya," sambung Zuhri.

"Coba bayangin, anaknya pak ustaz itu dari lahir udah denger azan merdu dari bapaknya. Dia tumbuh dari bayi sampe sekarang tiap hari menyaksikan bapaknya ngaji. Umur 7 tahun udah masuk pesantren. Kamu inget kan dulu pas SD dia gak pernah ikut kita maen bola karna pulang sekolah langsung dianter bapaknya ke pesantren di kampung sebelah?"

Zaenal manggut-manggut menyimak penjelasan Zuhri.

"Kamu sempet nyantri pas SMA selama tiga tahun. Dia, anak pak ustaz, ada di pesantren dari awal SD sampe sekarang. Kalau sekarang umurmu 21, artinya kamu kalah sebelas tahun dari dia. Terus sekarang kamu bilang dia pinter hanya karena keturunan? Sombong kamu, Zen."

Penjelasan Zuhri barusan seperti menamparnya kuat-kuat. Zaenal tersadar sudah meremehkan usaha anak pak ustaz mengaji di pesantren sebelas tahun lebih lama dibanding dirinya. Ingatannya tentang suasana pesantren yang tegas dan disiplin spontan terlintas. Dia merasa bukan tandingan anak pak ustaz untuk urusan ilmu agama.

"Jadi gimana, Zen? Udah paham bedanya bakat dan usaha?"

"Paham, Ri."

"Hmmm..." Zaenal tersenyum aneh, lalu melanjutkan, "Berarti yang bisa dianggap bakat itu bukan kemampuannya, tapi kecantikannya."

"Nah. Ini aku setuju," sahut Zuhri dengan semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun