Mohon tunggu...
Mahmudin Bm
Mahmudin Bm Mohon Tunggu... Freelancer - Ayah dari dua anak

Menulis, membaca, olahraga, MC dan mendongeng

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

" Ayah... Abang Malu"

16 Oktober 2022   19:20 Diperbarui: 16 Oktober 2022   20:02 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Menurut bang Syamil apa yang membuat makanan ini menjadi enak??" tanya Ayahnya

"Hmmm...." Syamil berpikir sejenak, lalu melanjutkan "Sebab makanannya pakai bumbu yah..lalu di olah sedemikian rupa dan disajikan deh"

" iya benar... selain itu apa lagi??" tanya Ayahnya kembali

"Hmm..apa lagi ya??" sambil berpikir Syamil menatap Ayahnya, menunggu jawaban.

" Selain itu, kita diberi nikmat oleh Allah berupa nikmat sehat, nikmat merasakan makanan melalui alat pengecap dan yang lebih penting kita diberi nikmat bernafas yang gratis oleh Allah" jawab Ayahnya

"Nah.. kenikmatan-kenikmatan itu patut kita syukuri bang" Ayahnya melanjutkan.

" Semakin kita bersyukur maka akan ditambah nikmatnya oleh Allah, itu janji yang pasti di dalam firmannya di Al-Quran"

"Ayah...Mengapa Allah memberi nikmat sehat tetapi memberi sakit juga pada manusia??" tanya Syamil

"Sebenarnya nikmat sehat,nikmat hidup, nikmat kaya, waktu luang itu semua ujian. Sejauh mana kita sebagai hambaNya, ketika diberi nikmat-nikmat tersebut bersyukur atau tidak. Begitu pula sakit, miskin, waktu yang sempit dan juga mati itu ujian juga. Apa dengan semua ujian tersebut kita masih ingat Allah atau tidak." Jawab Ayahnya

"Sebagai orang beriman, ujian Allah tidak mungkin melebihi kesanggupan hambaNya. Selama kita selalu mendekatkan diri pada Allah, InsyaAllah diberi kekuatan menjalaninya dan diberi jalan keluar dari ujian." Lanjut Ayahnya.

" Oh..begitu ya yah.." ujar Syamil sambil mengunyah makanan " Lalu kenapa kita hanya diminta berdoa dan memohon pada Allah saja, tidak pada yang lainnya??" tanya Syamil kembali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun