Mohon tunggu...
Mahmudin Bm
Mahmudin Bm Mohon Tunggu... Freelancer - Ayah dari dua anak

Menulis, membaca, olahraga, MC dan mendongeng

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Impian Syamil

12 Oktober 2022   18:35 Diperbarui: 12 Oktober 2022   18:38 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senja kian terasa, hujan rintik-rintik di luar rumah. Di ruang tamu lampu sudah menyala terang. Ada penghuni, seorang ibu dan dua anaknya. Ibunya masih asyik mengajarkan anak kedua menggambar, sedangkan anak pertama yang lelaki sedang bercengkrama di telepon.

" Nenek, Abang Insya Allah lebaran tahun ini ke tempat nenek. Ayah dan Mamah sudah setuju " ujar Syamil ketika neneknya menelpon. Wajah Syamil ceria sambil terus bercerita ke neneknya, mau melakukan apa saja di kampung nanti. Saking semangatnya tak terasa sudah satu jam ia menelpon. Suara azan magrib menghentikan obrolan mereka. Sambil merebahkan tubuhnya Syamil masih membayangkan kerinduannya dengan nenek dan kampung halaman. " Syamil.. kamu sudah salat belum??" Tanya Mamahnya. " Belum Mah... Sebentar" jawab Syamil seraya bangkit dari tempat tidurnya. Selesai wudhu segera Syamil menuju Masjid dekat rumahnya.

Sepulang salat berjamaah di Masjid, Syamil dengan gembira menghampiri mamahnya. " Mamah...Syamil senang banget deh, sepertinya ingin cepat-cepat ke kampung ketemu nenek"

Baca juga: Lelaki Itu

" Iya .. sabar lah, nanti kita bersama-sama ke tempat nenek" Ibunya menimpali.

" Mamah ingat tidak, waktu Syamil kecil dulu?"

"Yang mana??" tanya ibunya

" Itu loh Mah, waktu Syamil takut megang ikan yang baru di tangkap di kolam nenek. Ingat gak Mah??"

" Oh...iya Mamah ingat, waktu itu Mamah yang foto kamu lagi menangis, hi hi ...lucu banget ya"

"Iya ih ... Mamah iseng banget, moto-moto" ujar Syamil sambil nyengir garuk-garuk kepala.

      Sejak dua tahun terakhir adanya pandemi keluarga Syamil tidak bisa mudik ke kampung halamannya. Kampung neneknya Syamil ada di daerah Tasik Malaya, tepatnya di desa Cibogor Cisayong. Tempat yang indah dan nyaman, di belakang rumah neneknya terhampar luas sawah, di samping ada kolam ikan dan orang sana menyebutnya balong. Syamil pernah ikut kakeknya menjaring dan mengambil ikan di balong tersebut. Suasana yang tenang dan sejuk disana yang membuat Syamil kerasan. Mandi di sungai, makan bersama di tengah sawah semua itu yang dirindukan. Terlebih neneknya memanjakan dengan hidangan-hidangan yang istimewa, hidangan khusus untuk cucu-cucunya. Ada ikan bakar, ayam kampung dan lain-lain.

Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, suasana kantor di kalibrasi kesehatan tampak mulai lengang. Karyawan PT tersebut sebagian sudah pulang, kecuali Office Boy, security dan beberapa teknisi. Mereka masih asyik mengobrol di pos Satpam kantor. " Besok yang ikut kalibrasi ke Karawang siapa?" tanya OB pada teknisi

" Si Anang sama Aji, Bang" jawab Aji

" Drivernya siapa??"

" Bang Putra"

Di sebuah lorong kantor tersebut, Seorang lelaki berjalan perlahan tanpa semangat. Matanya memancarkan kesedihan yang mendalam. Sepucuk surat PHK masih di pegangnya. Pikirannya tak tenang. Tak menyangka dengan kabar yang diterimanya. Ia menghela nafas panjang sambil meraih hp dikantongnya, dengan kekuatan yang tersisa berusaha memberitahu istrinya di rumah. Rencana kita mudik tahun ini dibatalkan saja, katanya. Sampaikan ke anak kita, Syamil mengenai hal ini.

Lelaki itu terus menyusuri lorong keluar kantor, sesekali berhenti. Matanya berkaca-kaca sambil teringat rencana anaknya, Syamil yang tertunda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun