Cerita dulu berbeda dengan cerita sekarang. Kini tidak hidup di dunia kost-kosan, makan pun sudah cukup terjamin karena di masak oleh istri tercinta. Sekalipun ada Mie instan cukup sesekali saja, sebulan bisa di hitung jari.
Sekarang sedikit paham mengenai kesehatan, makanya dampak seringnya makan mie sudah di mengerti. Pelan tapi pasti menikmati mie instan dapat terkendali.
Ketika ada info harga mie instan naik, buat kami tak masalah. Karena bukan faktor kebutuhan utama. Bahkan bila boleh menyarankan, masih banyak kok sumber karbohidrat yang sehat dan alami. Selain nasi, ketela pohon atau singkong merupakan makanan favorit. Singkong dapat di olah sedemikian rupa, bisa direbus, dibuat camilan sehat dan lain-lain. Di rumah selalu tersedia singkong, terkadang ini dibuat stok bila kita sekeluarga ingin mengolah jadi camilan maupun kudapan teman ngeteh maupun ngopi.
Ubi juga bisa dikategorikan sumber karbohidrat yang sehat dan murah, keluarga kami sering mengonsumsinya sebagai makanan pavorit. Ubi dapat di oleh sedemikian rupa, selain di rebus, di goreng maupun dibuat bubur ubi. Jenis ubi yang dibuat bubur adalah ubi ungu, rasanya enak, mengenyangkan dan bisa jadi makanan alternatif yang sehat buat keluarga.
Dan masih banyak makanan sebagai pengganti atau makanan pendukung yang efisien dan sehat. Misalkan jagung manis, ini bisa kita olah selain di rebus. Jasuke atau jagung susu keju bisa dijadikan makanan dan camilan sehat bergizi. Jasuke banyak di sukai anak-anak, makanan alternatif dibandingkan makanan yang banyak mengandung pemanis buatan, MSG, atau pewarna yang merusak kesehatan anak.
Makanan yang serba instan kurang baik untuk kesehatan anak-anak juga orang dewasa. Mungkin saat ini tidak langsung berakibat serius bagi kesehatan namun sangat mungkin terjadi bila dikonsumsi secara terus menerus berakibat fatal di kemudian hari. Oleh karenanya selalu jaga kesehatan anak-anak kita dengan menjaga pola makan yang sehat dan alami. Termasuk mie instan, sudah menjadi kebiasaan yang baik bila kita konsumsi sesekali saja.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H