4. Sabar atas proses kehamilan. Banyak hal-hal yang terjadi saat kehamilan, apa lagi ketika hamil anak pertama. Istri mengajar di Jakarta Selatan, sedangkan saat itu tinggal di Jakarta Timur. Dengan transportasi umum istri pulang pergi untuk mengajar, dua kali naik bus umum.
Kehamilan istri sepintas tak terlihat, hal ini dikarenakan postur istri tinggi dan perut tak menunjukan kondisi sedang orang hamil. Pernah saat berdesak-desakan, tak satupun memberikan istri tempat duduk.
5. Sabar atas biaya melahirkan. Ketika hamil pertama,  saya bekerja di Mall Jakarta Selatan sedangkan istri mengajar di sekolah swasta ternama. Kami sepakat menabung dari gaji masing-masing, sebab kita tidak ingin merepotkan dan membebani orangtua. Target kami harus melebihi biaya ceasar, sebab pahitnya akan terjadi proses  operasi. Syukurnya, lahir secara normal dan sisa biaya di tabungan bisa untuk aqiqah anak pertama kami. Ketentuan dua ekor kambing bagi anak laki-laki.
Buah dari kesabaran terasa manis dan nikmat, itu yang kami rasakan.
Kini kedua anak kami sudah cukup besar, anak pertama kelas lima di Madrasah Ibtidaiyah Negri MIN 12 sedangkan anak kedua baru masuk SD Negri Curug 5.
Harapan kami terus melakukan doa dan berusaha agar proses membesarkan dan mendidik putra putri kami diberikan kesabaran, kemudahan dan keridhoan dari Yang Kuasa.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H