Berbeda dengan kakaknya yang mendaftar masuk ke Madrasah Ibtidaiyah Negri di bilangan Cibubur Jakarta Timur. Saat PPDB, Muhammad Syamil Dzakwan Ramadhan mendaftar secara online bareng dengan sepupunya Syalwa. Seperti yang diulas diawal bahwa sekolah negri sangat mengutamakan faktor umur. Usia Syamil sudah cukup berumur 7 tahun,sedangkan Syalwa belum 7 tahun. Hal inilah yang menyebabkan Syalwa tidak lulus pendaftaran awal.
Untuk yang mendaftar di sekolah swasta, usia tak masalah, itu pengamatan penulis. Selain biaya yang cukup besar dapat dibayarkan orangtua murid maka dapat masuk sekolah.
Dari pantauan penulis ada anak yang sekolah di Madrasah Ibtidaiyah swasta, usia 6 tahun lima bulan. Usia tak menjadi faktor penentu.
*Kesibukan orangtua persiapan anak sekolah*
Siapa yang paling sibuk mempersiapkan anak yang baru masuk sekolah??
Sudah dipastikan yang paling sibuk, riweh adalah ibunya anak-anak.
Seperti yang dialami ibu pekerja yang akan menyekolahkan anaknya ke jenjang TK, Ibu Lala namanya.
Rutinitas Ibu Lala adalah wanita pekerja, namun demi anaknya rela izin datang kerja setelah pertemuan rapat sekolah.
Pertemuan rapat awal di sekolah RA Ar-Rafah mengharuskan orangtua murid hadir di rapat tersebut. Masuk kerja yang seharusnya pukul 08.00, minta izin untuk datang pukul 11.00. Tempat kerja lumayan jauh, di Jakarta padahal. Ibu Lala merelakan kesibukan waktu kerjanya diluangkan untuk rapat sekolah anak.
Luar biasa bukan? Itu baru salah satu dari sekian banyak ibu-ibu pekerja tentunya.
Begitu juga di saat anaknya Chealsea baru masuk sekolah, ia mengambil cuti 3 hari untuk mempersiapkan dan mengantar anak sekolah. Ternyata papanya Chealsea juga cuti 2 hari, sebab buat menjaga Titan adiknya Chealsea.