Pada tanggal 29 Juni yang lalu merupakan Hari Keluarga Nasional. Ayo cegah stunting agar keluarga bebas stunting, itu pesan menarik di instagram Wakil Walikota Depok Bapak Imam Budi Hartono.Â
Seperti kita ketahui stunting itu masalah gizi kronis pada anak, akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan.
Menurut Kemenkes stunting merupakan anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD atau standar deviasi ( stunted ) dan kurang dari -3.00 SD ( severely stunted ).
Pencegahan stunting semestinya sejak masa kehamilan, sebab di masa itulah janin butuh nutrisi yang cukup.
Memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang dan melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin merupakan salah satu cara pencegahan stunting.
Selain itu menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat juga menghindari paparan asap rokok itu penting dilakukan.
Melakukan edukasi pada orang tua mengenai menyusui ASI eksklusif dan juga imunisasi perlu dilakukan.
CIRI-CIRI ANAK STUNTING
1. Pertumbuhan anak melambat termasuk pertumbuhan giginya.
2. Perporma buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
3. Wajah lebih muda dari anak seusianya.
4. Usia 8 - 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya.
5. Menurunnya kemampuan kognitif dan anak sering sakit.
Anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes dan obesitas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.
Apakah anak yang stunting bisa normal?. Menurut dr. Lany, tentu saja bisa diobati dengan memperbaiki asupan nutrisi pada anak. Namun bagi anak yang sudah terlanjur mengalami stunting tentu saja tingkat IQ nya akan lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami stunting.
STUNTING PADA REMAJA
Bagaimana pada remaja? Apakah mengalami stunting?. Stunting pada remaja terjadi karena masalah gizi saat balita atau pra sekolah. Masalah nutrisi pada masa balita yang mengindikasikan stunting sehingga perkembangan dan pertumbuhan remaja terhambat.Â
Olehkarena kebutuhan nutrisi harian harus terpenuhi dengan baik, maka ketika remaja melakukan diet itu tidak salah. Asalkan diet yang benar.
Pada dasarnya diet bukan tidak makan, tapi mengatur pola makan. Untuk itu bila remaja ingin langsing dan sehat harus konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
Gizi yang seimbang itu seperti apa? Gizi seimbang itu susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan keanekaragaman pangan, aktifitas fisik, prilaku hidup bersih dan sehat dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal.
Kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh dalam satu hari 2.000 kalori yang terdiri dari 325 gram karbohidrat, 75 gram protein, 44 gram lemak.
Karbohidrat merupakan sumber tenaga bagi tubuh, sedangkan protein untuk membangun struktur tubuh dan lemak sendiri sebagai pelarut vitamin dan pelindung tubuh.
02 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H