Mohon tunggu...
Mahmudah
Mahmudah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hamba Allah

Hi there!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Model Pembelajaran Virtual Flipped Classroom untuk Belajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19

15 November 2021   15:45 Diperbarui: 15 November 2021   16:35 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model Pembelajaran Virtual Flipped Classroom untuk Belajar dari Rumah di Masa Pandemi Covid-19

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM. dan Mahmudah, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2021

Belajar dari Rumah (BDR)

Kondisi Pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. 

Dalam keterbatasan keadaan yang dihadapi, sekolah harus tetap dilaksanakan. Pemerintah telah mengatur mengenai hal ini melalui Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

Berdasarkan surat edaran tersebut, tujuan pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah (1)memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, (2)melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, (3)mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan (4)memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua. Maka yang ditekankan dari tujuan tersebut bukanlah tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum, melainkan upaya pemutusan rantai Covid-19 dan bagaimana agar pembelajaran di rumah menjadi pembelajaran yang bermakna.

Dalam pelaksanaannya, BDR diharapkan bukan hanya sekadar memindahkan dan meng-copy-paste proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah menjadi dilaksanakan di rumah, melainkan diperlukan adaptasi yang tepat agar pembelajaran berjalan maksimal dan hasil yang diinginkan tercapai. 

Mengenal Model Pembelajaran Virtual Flipped Classroom

Sebagaimana namanya, Flipped Classroom merupakan model pembelajaran yang membalik cara penyampaian pembelajaran yang secara tradisional penyampaian materi dilaksanakan di kelas kemudian peserta didik ditugaskan latihan dan pekerjaan rumah. 

Flipped Classroom yang pertama kali dicetuskan oleh Bergmann dan Aaron Sams membalik hal tersebut, materi pembelajaran diperkenalkan dan dipelajari peserta didik sebelum datang ke kelas, sehingga kegiatan pembelajaran di kelas adalah pengembangan konsep yang telah dimiliki peserta didik, diskusi, memecahkan masalah, tanya-jawab, dan sebagainya.

Pada umumnya Flipped Classroom meliputi kegiatan asinkron di rumah dan sinkron di kelas atau sekolah. Namun, pada masa pandemi Covid-19 ini tidak menutup kemungkinan Flipped Classroom dapat dilaksanakan di rumah dengan melaksanakan pembelajaran prasyarat secara asinkron melalui Learning Management System/Google Classroom/WhatsApp, sedangkan kegiatan sinkron dapat dilaksanakan melalui pertemuan virtual menggunakan Zoom Meeting atau aplikasi serupa. (Tohir, 2021) menyebutkan bahwa penggunaan model Virtual Flipped Classroom memungkinkan siswa untuk menonton dan mendengarkan ceramah di rumah dan kemudian melakukan aktivitas interaktif mereka dan menerapkan pengetahuan mereka di ruang kelas yang tersinkronisasi secara virtual dengan cara yang mirip dengan kondisi lingkungan kelas nyata.

Mengapa Virtual Flipped Classroom?

Dalam pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, tidak dapat dipungkiri banyak kendala yang dihadapi siswa, guru, dan juga orang tua siswa. Di antara kendala tersebut adalah sebagaimana yang disebutkan (Prawanti, 2020), yaitu kurangnya pengetahuan tentang teknologi informasi sehingga media yang digunakan hanyalah aplikasi WhatsApp secara terus-menerus. 

Pembelajaran berlangsung seakan memindahkan kelas konvensional ke dalam WhatsApp dimana siswa diperintahkan untuk membaca buku atau menonton video yang diberikan guru, kemudian mengerjakan tugas dengan cara ditulis di buku lalu difoto. 

Dampaknya adalah pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan menjadi tidak terkontrol karena guru tidak berinteraksi langsung dengan siswa, dan juga tidak dapat dipungkiri bisa jadi tugas siswa dikerjakan oleh orang tua siswa maupun orang lain. 

Di sisi lain, untuk mewujudkan interaksi antara peserta didik dengan guru meskipun dalam keadaan daring, tatap maya dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan layanan konferensi video seperti Zoom Meeting dan Google Meet. Namun, kendalanya adalah pelaksanaan jam belajar dalam keadaan daring tidak sama ketika keadaan normal. Waktu pembelajaran yang terbatas membuat guru kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Flipped Classroom dapat menjadi salah satu upaya untuk mengurai permasalahan-permasalahan di atas. Model pembelajaran Flipped Classroom tidak harus menggunakan aplikasi-aplikasi yang asing, tetapi dapat menggunakan aplikasi yang sudah familiar bagi siswa, guru, maupun orang tua siswa. 

Pembelajaran asinkron dimana materi disampaikan kepada siswa ditujukan agar siswa mempersiapkan diri sehingga dapat berpartisipasi dalam pembelajaran sinkron. 

Karena siswa telah mengingat dan memahami materi yang dibekalkan pada pembelajaran asinkron, pembelajaran sinkron dapat berlangsung dalam waktu yang singkat, diskusi dapat berjalan dua arah antara guru dengan siswa, sehingga materi yang dipahami oleh siswa dapat terkonfirmasi kebenarannya dan juga dapat dikembangkan lebih lanjut. 

Dengan demikian, siswa dapat mengaplikasikan dan menganalisis materi dengan mendiskusikan penugasan dalam kelompok, sehingga setelah pembelajaran siswa dapat meluaskan wawasannya mengenai materi yang telah diajarkan.

Bagaimana Teknisnya?

Berikut adalah contoh tahapan Flipped Classroom yang dapat digunakan selama BDR Pandemi Covid-19:

Pre-class (Remembering and Understanding)

Menentukan indikator pencapaian kompetensi (IPK) dan tujuan pembelajaran 

(Utami, 2010) menyebutkan bahwa indikator kompetensi dan tujuan pembelajaran menunjukkan hasil belajar yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran. Selengkapnya mengenai cara menentukan indikator dan tujuan dapat merujuk ke web berikut.

Menentukan sumber belajar asinkron

Sumber belajar asinkron dapat berupa:

  1. Video pembelajaran yang dibuat guru maupun dari YouTube

  2. Materi pembelajaran yang disusun guru agar siswa dapat mempelajarinya secara mandiri

  3. Modul elektronik

  4. Aplikasi cerita digital Sway

  5. Artikel yang mendukung pelajaran

  6. Pertanyaan-pertanyaan stimulus

Menentukan kegiatan belajar asinkron

Dilaksanakan di Google Classroom

  1. Guru menginformasikan KI KD, dan IPK

  2. Siswa mempelajari materi melalui sumber belajar yang digunakan guru

  3. Guru memberikan pertanyaan pengantar sebagai stimulus

  4. Siswa mencatat poin-poin penting dari materi yang dipelajari

  5. Guru memberikan jadwal pertemuan tatap maya via Zoom Meeting

In-class (Applying and Analyzing)

Menentukan kegiatan belajar di kelas sinkron

Dilaksanakan di Zoom Meeting

  1. Guru membuka kelas

  2. Guru membuka diskusi dengan menanyakan kembali pertanyaan stimulus dari video yang telah disimak oleh siswa

  3. Guru mengonfirmasi pemahaman siswa

  4. Guru mengarahkan siswa ke dalam beberapa topik diskusi lanjutan

  5. Guru memberikan penugasan kelompok sesuai dengan topik diskusi

  6. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi lebih lanjut di dalam ruangan breakout jika menggunakan Zoom

  7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

  8. Guru menyimpulkan keseluruhan hasil diskusi

Out of class (Evaluating)

Menentukan bentuk evaluasi atau feedback

Sebagai tindak lanjut, guru dapat memberikan evaluasi pemahaman konsep maupun feedback yang diisi oleh siswa, bisa menggunakan Google Form dan juga Quizziz agar siswa tidak merasa terbebani dengan evaluasi yang dikerjakan di luar kelas karena penilaian sebagian besar sudah dilaksanakan saat pembelajaran sinkron.

_____

DAFTAR PUSTAKA

www.kemdikbud.go.id (Diakses pada 4 November 2021, 23.05 WIB)

SURAT EDARAN NOMOR 15 TAHUN 2O2O TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BELAJAR DARI RUMAH DALAM MASA DARURAT PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)

Thohir, M., Hasani, A., & Achmad, A. (2021). Virtual flipped classroom: solusi alternatif model belajar di tengah pandemi. Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan, 12(1), 26-40.

Prawanti, L. T., & Sumarni, W. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Selama Pandemic Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS) (Vol. 3, No. 1, pp. 286-291).

Utami, T. H. (2010). Indikator dan tujuan pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. In Prosiding Seminar Nasional MIPA yang diunduh dari researchgate.net on/281288294_INDIKATOR_DAN_TUJUAN_PEMBELAJARAN_DALAM_RENCANA_PELAKSANAAN_ PEMBELAJARAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun