Mohon tunggu...
Mahmud Aditya Rifqi
Mahmud Aditya Rifqi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Saya Mahmud Aditya Rifqi, Ahli Gizi dan Dosen di Departemen Gizi FKM Unair. Lulusan Program Studi Gizi S1-S2 di IPB, dan S3 di Graduate School of Health Sciences, Hokkaido University, Minat penelitian di bidang Gizi, Kesehatan Masyarakat dan WASH. Semoga tulisan-tulisan dari akun ini dapat bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemanis Buatan: Jerat Manis di Tengah Kegelisahan Orang Tua

19 Januari 2025   14:14 Diperbarui: 19 Januari 2025   14:46 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain regulasi pemerintah, masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi konsumen cerdas. Membaca label pangan adalah langkah awal untuk memastikan produk yang kita konsumsi aman dan sesuai kebutuhan. Label tidak hanya berisi klaim produk, tetapi juga mencantumkan kandungan gizi dan bahan tambahan pangan yang digunakan. Sayangnya, masih banyak konsumen yang mengabaikan informasi penting ini.

Di sinilah peran edukasi publik menjadi penting. Pemerintah, melalui lembaga seperti BPOM dan Kementerian Kesehatan, perlu meningkatkan kampanye literasi gizi untuk membantu masyarakat memahami risiko dan manfaat pemanis buatan. Selain itu, sekolah juga dapat menjadi media untuk mengenalkan pola makan sehat kepada anak-anak sejak dini.

Langkah Menuju Masa Depan yang Lebih Sehat

Industri makanan dan minuman di Indonesia menghadapi tantangan besar untuk memenuhi kebutuhan pasar sekaligus menjaga kualitas produk. Meski pemanis buatan menawarkan solusi ekonomis, implikasi kesehatannya tidak boleh diabaikan. Untuk memastikan kesehatan generasi mendatang, diperlukan langkah kolaboratif antara pemerintah, industri, dan masyarakat.

Pemerintah harus terus memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap bahan tambahan pangan, sementara industri perlu lebih transparan dan inovatif dalam menghadirkan produk yang aman dan sehat. Di sisi lain, masyarakat harus lebih proaktif dalam memilih produk yang mereka konsumsi.

Kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tidak ternilai. Mari kita bijak dalam mengonsumsi makanan dan minuman yang beredar di pasaran. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat melindungi keluarga kita dari jerat manis yang tampak menggoda, namun menyimpan risiko di baliknya. (MAR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun