Mohon tunggu...
Andhi BJ
Andhi BJ Mohon Tunggu... PNS -

Hanya seseorang yang ingin membahagiakan keluarga kecil dan orang tuanya.. menjadi kawan yang baik bagi teman-temannya.. mendukung sepenuh hati Persebaya dan melihat sepak bola Indonesia menjadi semakin baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mbonek

12 Juni 2015   21:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 13 Juni 2015, adalah dimulainya rangkaian acara Anniversary 88 Tahun Persebaya (1927). Di mulai dengan pertandingan eksibisi antara Andik And Friends vs Team Amigos. Tim Andik and Friends sendiri diperkuat ex punggawa Persebaya (1927), dan Tim Amigos adalah pemain-pemain asing yang bermain di Liga Indonesia.

 

Kepastian kabar pertandingan tersebut saya peroleh satu minggu yang lalu, tentu saja ini adalah kabar menggembirakan bagi pendukung Persebaya (1927). Bagaimana tidak, Bonek telah rindu tribun, karena Persebaya sudah hampir 3 tahun tak berlaga. 

 

Setelah mendapatkan kepastian tanggal, saya segera melihat berkas-berkas pekerjaan saya, memilah antara yang urgent dan tidak, agar akhir pekan bisa berangkat dengan tenang. Lalu membuka aplikasi KAI Acces untuk melihat jadwal kereta, alhamdulillah di hari Jum'at masih tersisa satu seat, dan di hari Minggu masih tersedia cukup banyak kereta. Segera saya booking, daripada tidak mendapatkan tiket. Berangkat atau tidak, urusan belakangan yang penting tiket sudah di tangan.

 

Memang sebenarnya saya belum pasti berangkat atau tidak, karena saya sendiri adalah kepala keluarga dengan 2 orang putra. Sehingga ijin istri dan kondisi rumah merupakan pertimbangan utama.

 

Sesampainya di rumah dari pulang kerja, segera saya menelepon istri, untuk meminta ijin. Mengapa lewat telpon, karena saya bekerja di Jakarta, sedang istri tinggal di salah satu kota di Jawa Timur. Di dalam pembicaraan telepon itu, saya ceritakan kondisi keuangan, dan memastikan bahwa tidak akan menggangu kondisi keuangan keluarga, dan tidak akan mengurangi tabungan, karena alhamdulillah ada rejeki lebih dari proyek sampingan. Akhirnya istri mengijinkan, dengan catatan berimbang antara mbonek dan keluarga.

 

Sebagai bentuk komitmen saya, rejeki lebih itu sebagian saya kirim ke istri, dan anak-anak saya belikan mainan dan baju baru, istripun jg saya belikan jilbab dan baju baru. Ini bukan sogokan, tapi bentuk komitmen saja, karena saya memang harus berimbang antara mbonek dan keluarga. Jangan sampai karena hobi, hubungan saya dengan keluarga tidak harmonis.

 

Tiket kereta beres, ijin dari istri sudah didapat. Hal selanjutnya adalah tiket pertandingan, tempat menginap dan ijin dari atasan. Di grup BBM Bonek Jabodetabek, seorang kawan memberi kabar sudah berinisiatif memesankan tiket pertandingan, dan saya sudah masuk hitungan dalam pesanan tersebut. 

 

Untuk tempat menginap, alhamdulillah mendapat tumpangan menginap di toko buku seorang kawan yang ada di Jl. Semarang, yang berjarak hanya 100 meter dari stasiun Surabaya Pasar Turi. Sangat strategis dan membantu, karena kereta yang saya tumpangi datang pada dini hari.

 

Ijin dari atasan ini yang agak sulit-sulit gampang, sebenarnya bukan ijin tidak masuk kerja hanya ijin untuk pulang lebih cepat, karena kereta saya berangkat pada sore hari. Untuk hal ini, strategi yang saya lakukan adalah mengerjakan semua pekerjaan penting hingga selesai, kemudian melaporkannya, tapi harus menunggu saat yang tepat, jangan sampai di saat atasan sedang dalam mood yang sedang tidak bagus. Bisa-bisa, segala rencana yang telah tersusun berantakan karena tidak mendapat ijin pulang lebih cepat. Alhamdulillah strategi berhasil, dan saya bisa pulang lebih cepat.

 

Mengapa pertandingan kali ini layak diperjuangkan, sehingga kawan-kawan Bonek dan juga saya berhasrat untuk hadir, karena laga kali ini bagi kami adalah simbol perlawanan yang nyata di lapangan hijau dari Surabaya. Bahwa Surabaya terus melawan dan semangat ini tak pernah padam.

Dari cerita yang saya dapat, untuk bisa menyelenggarakan laga ini, kawan-kawan tanpa nama yang bergerak di belakang layar, mendapatkan  tekanan dan teror dari pihak-pihak yang tidak suka Persebaya bangkit. Tapi alhamdulillah, pertandingan InsyaAllah tetap bisa terlaksana berkat perjuangan kawan-kawan.

 

Meskipun hanya pertandingan ekshibisi, namun bagi Bonek laga ini atmosfernya seperti pertandingan final. Spirit tahun 88 kembali bergelora, dengan segala upaya kawan-kawan berusaha datang ke Surabaya. Karena tidak semuanya mempunyai rejeki yang berlebih, ada yang menggadaikan motornya, handphonenya, dan sebagainya. Ada juga yang estafetan menuju Surabaya. Estafet adalah istilah kawan-kawan Bonek yang menumpang kendaraan satu ke yang lain sampai menuju tempat tujuan. Semua ini hanya untuk Persebaya (1927).

Semoga akhir pekan ini, menjadi akhir pekan yang sempurna. Bagaimana tidak, kombinasi Football, Food and Friend sudah menanti. Bisa menyaksikan sepakbola, menikmati kuliner Surabaya yang enak, dan bisa bersilaturahmi dengan kawan-kawan yang lain.

 

Akhirul kata, salam hormat untuk semua pihak yang telah berupaya menyelenggarakan pertandingan ini.

 

Kereta Jalur Utara

12 Juni 2015

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun