Ingin benamkan kepala
di gundukan es atau pasir
berharap terusir sirna segala
hingga butirnya yang terakhir.
Kecemasan.
Hembus nafas gonta ganti
beterbangan jumpai aliran nasib
tunggu waktu kapan henti.
Tidak lagi "apakah akan",
melainkan "bagaimana".
Suatu waktu terselip di satu kerumunan
sebelum berpindah, pindah dan pindah.
Ah, senyum dan sedu
seperti musim,
berubah-ubah selalu.
Karenanya, suatu saat manusia
bakal belajar menahan tangis
karena tak semua luka
disembuhkan oleh air mata.
Mungkin juga, mereka bakal
lupakan aneka lagu yang
dilantunkan bersama ibu dan ayah.
Malam datang, mengistirahatkan hari
dari ketegangan-ketegangan dan printilannya.
Sungguh tak akan pernah ada
hari yang luput dari
kelak-kelok kejutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI