Dua tahun waktu yang cukup untuk kita saling memahami..
Aku hanya ingin kita saling mencintai
Aku tak ingin kau membenciku walau dalam sekejap mata
Memang salahku..
Selalu merusak kepercayaanmu..
Menghancurkan mimpi-mimpimu..
Menenggelamkan asamu..
Hukuman berat pun tak akan sanggup pulihkan lukamu..
putuskan deritamu..
Dimana lagi aku menemukan guru sepertimu ?
Aku tau bumi Allah ini luas, tapi lewat perantaramu aku mengenal Rabbku.
Aku takut, aku sedih, hampa, gelisah..
Aku takut tersesat dalam gelap malam..
Aku takut hilang dalam kesunyian..
Aku memang tak pernah taat padamu
Tak pernah mengikuti iramamu..
Tak pernah mendengar nasihatmu..
Aku egois dengan nada-nada sumbang yang ku banggakan
Puluhan bahkan ribuan kali kau berikanku kesempatan, perhatian..
tapi aku lengah..
aku terpedaya dengan kelembutan dan kebaikanmu, aku tak berhati-hati
Hingga...
lagi-lagi aku membuatmu kecewa
benar..
Seperti keledai bodoh yang jatuh pada lubang yang sama..
Aku memang pantas kau maki, kau caci..
tapi sungguh..
hatimu sangat lembut
Tak pernah kau lakukan itu
Aku benar-benar takut kehilanganmu, guruku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H