Mohon tunggu...
Sidiq Firmanto
Sidiq Firmanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

penulis lepas dan penerjemah ngeblog di http://nglengkong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wadulan

2 Maret 2013   14:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:26 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hess, jan! Pagi-pagi disemprot Lik Dlower!"

Dobleh yang baru membaca koran tentang polisi yang mempunyai tiga istri mau tak mau meladeni adiknya. Meski matanya tak berkedip memandang foto istri ketiga polisi itu yang memang cantik.

"Kenapa, Bleh?"

"Sialan! Sialan si Kampret itu. Masa anak laki-laki tukang adu!" gerutu Dobleh.

"Tukang adu gimana? Adu ayam? Kowe juga suka mengadu ayam, to?"

"Tukang adu! Masa si Kampret itu mengadu sama Bapaknya kalau ia dipalak, padahal kalah taruhan adu ayam!"

"Ooo..."

"Padahal dulu pas kita anak-anak yang namanya mengadu ke orangtua itu "perbuatan tercela", to Bleh?"

Dobleh hanya tertawa, sementara matanya belum beranjak dari foto gadis berjilbab di koran itu.

"Nggak usah gumun, Ngop. Sekarang itu sudah umum dikit-dikit lapor polisi. Mending kamu cuma dilaporin ke Bapaknya. Coba kalau ke KPK?"

"Apa urusannya sama KPK?"

"Itu yang dipakai taruhan uang kas pemuda, to?"

Dobleh kali ini hanya cengar-cengir.

"Bleh... Dobleh. Jaman sekarang itu bebas. La wong kamu diejek terus lapor polisi aja bisa. Bilang aja pencemaran nama baik. Anak sekolah yang dihukum karena datang telat aja bisa melaporkan gurunya."

"Nggak mau aku, Ngop. Jelek-jelek gini aku bukan orang yang suka wadul."

Kali ini Dobleh yang cengar-cengir.

"Tapi Dipta emang cantik." katanya.

Dobleh hanya ndlongop.

"Haaa???"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun