Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Puasa Sehat ala Haji Udin

15 April 2022   07:07 Diperbarui: 15 April 2022   07:10 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu hari di Bulan Ramadan, ada salah seorang tetangga Haji Udin yang sakit. Sehari sebelumnya, Haji Udin memberikan kultum tarawih dan mengatakan bahwa puasa itu menyehatkan.

Melihat temannya sakit, tetangga yang lain mendatangi Haji Udin dan bertanya:

-Pak Haji, si Fulan sangat rajin berpuasa, tetapi ia sakit sekarang. Bukankah kemarin malam Pak Haji bilang kalau puasa itu menyehatkan, bagaimana ini Pak Haji?

-Aku tak perlu menjawab, biar si Fulan saja yang menjawab. Mari kita tanyakan sambil menjenguknya.

Mereka ramai-ramai pergi ke rumah tetangga yang sakit tersebut untuk menjenguknya. Sesampainya di rumah si Fulan, Haji Udin bertanya:

-Hai Fulan, apa yang kau lakukan pertama kali saat berbuka puasa?

Si Fulan, sambil tertunduk malu berkata:

-Aku perokok berat...Saat waktu berbuka tiba, aku membukanya dengan menghisap rokok.

Mendengar ini, Haji Udin menoleh kepada tetangga yang lain dan berkata:

-Kalau si Fulan ini berbuka dengan kurma, dan berhenti merokok, baru puasanya menyehatkan.

Ya, sungguh benar apa yang dikatakan Haji Udin. Puasa itu menyehatkan, jika puasa diiringi dengan berhenti melakukan kebiasaan buruk yang tidak menyehatkan. 

Jika puasa tidak bisa merubah pola hidup kita menjadi sehat, maka manfaat puasa untuk kesehatan tidak akan tercapai.

Pola hidup seperti apa yang diajarkan puasa?

Pertama, puasa mengajarkan kita makan teratur dan tepat waktu. Makam teratur dan tepat waktu akan membantu metabolisme dalam tubuh kita agar berjalan dengan baik. 

Nutrisi yang masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan membutuhkan waktu untuk bisa dicerna. Jika proses pencernaan ini terganggu karena tidak teratur makan, maka manfaat nutrisi terhadap tubuh kita akan berkurang.

Kedua, puasa mengajarkan kita untuk mengistirahatkan tubuh. Tubuh kita ibarat mesin yang perlu istirahat. Bukankah jika kita kerja seharian, kita akan merasa lelah dan membutuhkan istirahat di malam harinya? 

Begitu juga sistem pencernaan kita. Setiap hari sistem pencernaan bekerja untuk mengolah makanan yang kita makan menjadi energi yang kita butuhkan untuk hidup. 

Sistem pencernaan ini juga memerlukan waktu untuk istirahat. Bulan Ramadan adalah bulan yang diperuntukkan untuk memberikan istirahat bagi organ pada sistem pencernaan kita.

Ketiga, puasa mengajarkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan. Perut itu gudangnya penyakit, maka makanan dan minuman yang masuk ke dalamnya harus kita kontrol agar tidak berlebihan. 

Dengan puasa, kita mengatur jumlah makanan yang masuk ke perut kita. Yang biasanya kita makan sehari tiga kali, di bulan Ramadan kita menguranginya menjadi dua. 

Bahkan, ketika kita berbuka, terkadang makan sedikit sudah membuat kita kenyang. Itulah rahasianya puasa.

Ketiga pola hidup yang diajarkan di bulan Ramadan tersebut harus diimbangi dengan asupan makanan yang sehat. 

Makanan yang baik untuk pencernaan adalah makanan yang mengandung banyak serat. Serat biasanya ada pada sayuran dan buah-buahan. 

Dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan secara tidak langsung kita mengurangi asupan karbohidrat dan lemak yang berlebihan. 

Seperti kita tahu, karbohidrat dan lemak yang berlebihan dapat menimbulkan banyak penyakit yang berbahaya.

Selain kesehatan fisik, bulan Ramadhan juga memiliki dimensi kesehatan mental. Dengan suasana yang religius selama bulan Ramadan seseorang akan merasa lebih tenang. 

Selain itu, di bulan ini kita juga diajari untuk bisa menahan nafsu kita. Menahan nafsu tidak akan berhasil jika tidak ada mental yang kuat dan kokoh.

Lantas, apa urgensinya semua ini bagi kita?

Kita mungkin berpikir bahwa tubuh kami masih sehat dan kuat sehingga kami bisa makan seenak hati tanpa ada dampak yang berarti. 

Namun, sejatinya pada saat inilah seharusnya bisa mengontrol diri. Jika ketika masih kecil, kontrol orangtua sangat penting dalam rangka mengontrol asupan ke dalam tubuh, maka sekarang diri kita sendirilah yang menentukan. Orangtua tidak lagi banyak berperan. 

Maka apa yang kita makan, pola hidup seperti apa yang kita lakukan, kita sendiri yang menentukan. Artinya jika ingin sehat, harus dimulai dari diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun