Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kuliner Favorit Haji Udin Kala Berbuka

14 April 2022   05:25 Diperbarui: 14 April 2022   05:29 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurma Haji Udin (dokpri)

Suatu hari di bulan Ramadan, Haji Udin dan tetangganya mengadakan buka puasa bersama di selasar masjid. Setiap sore, masjid memang menyediakan makanan untuk orang-orang yang ingin berbuka. Warga biasanya urunan untuk mengirimkan makanan ke masjid setiap harinya.

Karena banyak warga yang mengirimkan, setiap hari berbagai macam jenis makanan dihidangkan. Sambil menunggu waktu berbuka, salah seorang tetangga Haji Udin menyela:

-Ini pisang goreng, makanan favoritku untuk berbuka. Kalau makanan favorit kalian untuk berbuka apa?

-Kurma, sesuai sunnah Nabi.

-Kalau aku lontong isi dicampur bakwan dan sambal kacang.

-Kalau aku kolak ubi yang masih panas.

Para tetangga menatap Haji Udin yang dari tadi diam tak memberi jawaban. 

-Kalau Pak Haji apa makanan favoritnya ketika berbuka?

-Takjil

Haji Udin menjawab dengan santainnya.

-Pak Haji, takjil itu bukan nama makanan, itukan artinya menyegerakan berbuka.

Haji Udin yang tidak mau disalahkan lalu berkata:

-Ya memang, makanan yang segera bisa dimakan ketika waktu buka tiba itulah makanan favoritku, apapun makanan itu, asal baik dan halal.

Jawaban yang diberikan Haji Udin pada cerita diatas memang terkesan menohok, tetapi itulah yang benar. 

Yang utama dari berbuka puasa adalah menyegerakannya, bukan makan makanan terfavorit atau terlezat. Karena sejatinya, makanan apapun akan terasa lezat bagi orang yang berbuka.

Namun, tak bisa kita pungkiri, nafsu orang berbuka selalu menginginkan yang ia suka, yang ia favoritkan, selama itu tidak melanggar aturan. Memang makan makanan favorit ketika berbuka tidak ada yang melarang, jadi sah-sah saja dilakukan.

Jika berhubungan dengan makanan berbuka, maka seseorang bisa kalap diri. Apapun ingin dimakan, apapun ingin dibeli. Padahal ketika waktu berbuka tiba, tak semua makanan yang dibuat atau dibeli bisa termakan. 

Memang terkadang ada yang menurutkan hawa nafsu, mencoba memakan semua makanan yang ada. Ini pun tidak membawa kebaikan. Yang ada perut menjadi sakit karena kekenyangan. 

Jika sudah seperti ini, puasa yang seharusnya membawa kesehatan, justru membawa malapetaka, hanya gara-gara makanan yang berlebihan.

Oleh karenanya, karena banyak yang ingin membeli makanan, di bulan Ramadan banyak bermunculan pasar jajanan. Dari mulai jajanan tradisional sampai dengan jajanan kekinian tumpah ruah di pinggir-pinggir jalan. 

Inilah yang membuat bulan Ramadan begitu meriah. Jalanan selalu macet, apalagi di waktu-waktu menjelang berbuka.

Di sisi lain, bulan Ramadan ini bisa dijadikan ladang rezeki bagi para pedagang makanan. Bukan hanya bagi orang yang sehari-hari berdagang, bahkan banyak juga yang menjadi pedagang dadakan. 

Boleh dikatakan, orang berdagang apapun akan habis terjual. Mungkin, ini adalah salah satu berkah yang ada di bulan Ramadan.

Ya, di bulan Ramadan membicarakan kuliner memang tak akan pernah ada habisnya. Orang berlomba-lomba mengeluarkan jenis makanan yang unik dan menarik yang bisa menggugah orang yang berpuasa untuk membelinya. 

Belum lagi banyaknya acara buka bersama yang juga menjadi berkah tersendiri bagi pengusaha kuliner. Untuk buka bersama, memang lebih banyak yang memesan makanan daripada harus repot-repot membuatnya sendiri.

Lantas, bagaimana kita sebaiknya menyikapi kondisi seperti ini?

Kita seharusnya bisa memanfaatkan momen ini sebagai bagian dari ladang melakukan kebaikan di bulan Ramadan ini. 

Kita bisa bekerjasama dengan pengurus masjid atau pengurus lingkungan, RT dan RW, untuk membangun dan mengelola pusat kuliner Ramadan di daerah tempat dimana kita tinggal. 

Keuntungan dari mengelola pusat kuliner Ramadan ini bisa digunakan untuk kegiatan sosial, seperti berbagi takjil dan paket buka puasa gratis, atau membagikan paket lebaran bagi fakir miskin pada waktu menjelang hari raya.

Selain itu, pusat kuliner Ramadan juga bisa dijadikan tempat bagi anak-anak kita, terutama yang berusia remaja, untuk mengaktualisasikan diri dengan menampilkan kemampuan atau skill yang dimiliki. 

Berbagai pertunjukkan seni atau karya seni bisa ditampilkan, dan semua dikemas dalam bentuk amal. Semua dilakukan untuk tujuan sosial.

Ya, bulan Ramadan adalah kesempatan. Kesempatan kita mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya dengan apa yang ada di dalamnya. 

Yang dibutuhkan hanyalah kemampuan kita memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya dengan segenap kemampuan yang kita miliki. Dan semuanya kita bisa arahkan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun