Kedua, buku Ramadan mengajak anak untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Berlomba itu layaknya bermain yang memang sudah menjadi fitrahnya anak-anak.Â
Oleh karenanya, dengan adanya tanntangan berlomba, anak akan lebih bersemangat untuk melakukan kegiatan Ramadan. Apalagi jika diimingi dengan hadiah yang menggiurkan, anak-anak akan lebih bersemangat lagi.
Ketiga, buku Ramadan melatih keistiqomahan dalam beribadah. Istiqomah memang dibutuhkan agar terbiasa.Â
Yang paling sulit adalah untuk istiqomah menjalankan yang sunnah. Misalnya saja shalat tarawih. Shalat tarawih biasanya ramai di awal, sepi setelahnya. Sebabnya? karena tidak ada keistiqomahan dari jamaah.Â
Anak-anak yang mengisi buku Ramadan dengan baik secara otomatis akan melakukan semua kegiatan Ramadan dengan istiqomah.
Lantas, apa faedah jangka panjang buku Ramadan ini?
Kita yang sudah sedari kecil terbiasa mengisi buku Ramadan sangat mungkin bisa melanjutkan kebiasaan kita tersebut.Â
Buku Ramadan tidak melulu harus formal, dan menjadi tugas sekolah. Sejatinya, buku Ramadan bisa kita susun sendiri sebagai bahan muhasabah diri di bulan Ramadan.
Kita bisa mengevaluasi diri kita sendiri setiap harinya di bulan Ramadan. Kita bisa bertanya kepada diri kita sendiri dengan pertanyaan, seberapa maksimal sudah kita mengisi waktu-waktu yang berkah di bulan yang suci ini? Apakah  kita sudah mendapatkan rahmat, ampunan, dan dijauhkan dari api neraka dengan ibadah kita di bulan mulia ini?
Ya, Ramadan sebagai bulannya pendidikan (syahrut tarbiyah) tidak hanya difokuskan untuk anak-anak. Semua orang bisa mengambil pembelajaran dari bulan yang mulia ini.Â
Ada baiknya kita bisa menyusun buku Ramadan kita sendiri agar kehadiran bulan Ramadan benar-benar membawa perubahan dalam kehidupan ibadah kita ke arah yang lebih baik.