Itu sekelumit cerita tentang buku Ramadan yang biasanya dijadikan tugas siswa di bulan Ramadan.Â
Jika saya tidak salah ingat, sampai jenjang SMP saya masih mendapatkan tugas mengisi buku Ramadan setiap bulan Ramadan datang.Â
Entah kini tradisi buku Ramadan itu masih ada atau tidak, yang jelas buku itu bisa memberikan dampak baik bagi saya pada saat itu.
Memang, esensi dari buku Ramadan adalah membiasakan anak-anak untuk mengisi bulan Ramadan dengan memperbanyak ibadah dan melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya.Â
Buku itu berfungsi sebagai media pembelajaran pembiasaan bagi siswa untuk selalu melakukan amal soleh.
Ada beberapa poin penting terkait buku Ramadan yang perlu kita renungi agar proses pembiasaan yang diinginkan bisa berjalan dengan baik.
Pertama, buku Ramadan ini bisa dijadikan sebagai mekanisme paksaan internal dalam diri anak.Â
Tak bisa dipungkiri, untuk pembiasaan perlu ada pemaksaan. Namun, pemaksaan ini seharusnya dari dalam diri anak itu sendiri, bukan pemaksaan dari luar.Â
Pemaksaan dari luar terkadang justru kurang efektif dan bisa membuat anak trauma.
Dengan adanya buku Ramadan, anak seolah dipaksa untuk melakukan hal-hal yang tertera di buku tersebut. Pada awalnya mungkin anak akan terpaksa melaksanakannya, tetapi lama-kelamaan akan terbiasa.Â
Dalam hal ini, peran orangtua sangat penting untuk mengontrol, memberi bimbingan dan arahan pada mekanisme paksaan internal yang terjadi dalam diri anak tersebut.