Namun, dalam Islam ada anjuran sahur yang berbeda dengan puasanya umat lain. Sahur adalah bagian dari rangkaian ibadah puasa.
Dalam puasa, selain ada dimensi ibadah, ada juga dimensi syiar di dalamnya. Makan sahur adalah salah satu bentuk syiar dalam agama Islam.
Jika puasa hukumnya wajib, maka sahur hukumnya sunnah. Namun, meskipun sunnah, sahur sangat dianjurkan karena keberkahan yang ada di dalamnya.Â
Keberkahan yang akan didapat jika kita mengikuti sunnah Nabi. Bahkan, makanan yang kita makan pada waktu sahur tidak akan dihisab kelak, seperti halnya makanan berbuka puasa dan makanan yang dinikmati bersama-sama dengan saudara-saudara kita yang lain.
Perintah agama dalam Islam selalu diatur dengan sempurna. Misalnya, sahur dianjurkan untuk diakhirkan, sementara berbuka dianjurkan untuk segera dilakukan.Â
Anjuran diakhirkannya sahur bukan tanpa hikmah, paling tidak ada tiga hikmah yang bisa kita ambil.
Pertama, anjuran mengakhirkan sahur menunjukkan kasih sayang Tuhan kepada umat manusia. Dengan diakhirkannya sahur dan disegerakannya berbuka, maka durasi puasa akan semakin pendek.Â
Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang memiliki pengetahuan tentang beratnya melaksanakan ibadah puasa. Oleh karenanya, agar manusia kuat menjalankannya, maka durasinya pun disesuaikan dengan kemampuan manusia.
Kedua, jika sahur dianjurkan dilakukan dini hari, maka mungkin tak akan banyak orang yang melakukannya.Â
Bangun dini hari, apalagi harus menyiapkan makanan bukan perkara mudah. Selain itu, puasa di siang harinya pun akan semakin berat dilaksanakan. Sebabnya, karena durasi puasa yang semakin lama.Â
Ketiga, sahur di akhir waktu juga akan mencegah seseorang dari ketiduran. Waktu antara sahur dan shalat subuh menjadi tidak terlalu panjang.Â