Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kode Etik Berdakwah

7 April 2022   17:50 Diperbarui: 7 April 2022   17:52 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Shahih Bukhari (sumber: muslim.or.id)

Ketiga, ketika berdakwah, seseorang harus menjauhi (meninggalkan) perbuatan dosa (QS Al-Muddassir: 5).

Keempat, jangan berdakwah dengan harapan mendapatkan balasan yang lebih banyak atau imbalan (QS Al-Muddassir: 6).

Ayat ini juga dijadikan dasar bagi para ulama yang melarang memberikan tarif dalam berdakwah. 

Apakah ini artinya pendakwah tidak boleh menerima imbalan? Pastinya pendakwah boleh saja menerima imbalan. Yang tidak boleh adalah menentukan tarif atau mematok harga.

Hal yang sama terjadi dalam belajar. Keikhlasan seorang ustadz atau guru dalam mengajar harus diimbangi dengan keikhlasan juga oleh orang yang belajar. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya kepedulian bagi seseorang yang mengajarkan agama.

Jika seorang pengajar, ustadz atau guru, tidak diperhatikan, misalnya tidak diberi imbalan yang wajar, maka hal itu akan membuat keikhlasannya berkurang.

Kelima, ketika berdakwah harus bersabar (QS Al-Muddassir: 7). Imam Al-Ghazali membagi sabar menjadi tiga. Sabar ketika terkena musibah, sabar menghindari maksiat, dan sabar dalam ketaatan.

Sabar yang paling berat adalah sabar menghindari maksiat. Maksiat itu tidak mesti dalam bentuk dosa besar, seperti mencuri atau berzina. 

Zaman sekarang, maksiat yang paling nyata adalah maksiat yang kita lakukan di media sosial. Misalnya memposting status yang tidak manfaat, menyebarluaskan berita bohong, atau melakukan ujaran kebencian. 

Maksiat ini yang perlu dengan sabar kita hindari. Kita harus sabar menggerakkan jari kita dengan mengklik suatu yang tak berguna.

Ya, dakwah memang memerlukan kesabaran. Banyak orang menganalogikan dakwah dengan menabur benih ke dalam tanah. Jika kita ingin melihat benih-benih itu bertumbuhan, maka kita perlu memupuk, dan menyirami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun