Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rasul yang Ummi dan Sikap Sayyidah Khadijah

6 April 2022   18:31 Diperbarui: 6 April 2022   18:32 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Shahih Bukhari (sumber: muslim.or.id)

Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu: "Wahai orang yang berselimut" sampai firman Allah "dan berhala-berhala tinggalkanlah". Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh Hilal bin Raddad dari Az Zuhri. Dan Yunus berkata, dan Ma'mar menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri. (HR. al-Bukhari: 3)

Di pembahasan pertama, kita telah membahas tentang hal-hal yang terjadi pada Rasulullah SAW sebelum menerima wahyu pertama. Kita sudah mengupas tentang mimpi yang datang kepadanya dan kecintaan beliau kepada tahannuts.

Sekarang kita akan membahas tentang kata "iqra". Ketika malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu, Rasulullah SAW begitu kaget. Wahyu pertama adalah iqra yang berarti bacalah.

Beliau menjawab, "Aku tidak bisa membaca." 

Ada pelajaran dari jawaban Rasulullah SAW ini. Secara logika, ketika kita diperintah untuk membaca, maka kita akan bertanya apa yang akan dibaca. Namun, Rasulullah SAW tidak menanyakannya. Ini menunjukkan bahwa yang bisa dibaca itu tidak mesti objek yang tertulis.

Terkait hal ini ulama Muhammad Fethullah Gulen Hojaefendi mengatakan bahwa ada dua kitab Allah, Al-Quran dan kitab alam semesta. Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT. Alam semesta adalah kitab yang ditulis dengan kudrat dan iradah Allah SWT.

Di dalam kitab alam semesta terdapat aturan, tatanan, dan rahasia ilahi. Insan yang memiliki niat dan sudut pandang yang kuat akan mampu memahami kitab alam semesta dengan baik.

Ya, sumber bacaan tidak mesti tertulis. Hal ini diperkuat dengan keadaan Rasulullah SAW yang memang dikenal sebagai ummi. Artinya, beliau tidak pandai membaca dan menulis. Rasulullah SAW tidak pernah membaca dan menulis satupun kitab dalam hidupnya (QS Al-'Ankabut: 48).

Keummian Rasulullah SAW bukan tanpa makna. Seandainya Rasulullah SAW pandai membaca dan menulis, tentu saja orang akan ragu bahwa Al-Quran itu adalah firman Allah SWT. Mungkin orang-orang akan berpikir bahwa Al-Quran itu adalah karangan Rasulullah SAW.

Makna lain dari keummian Rasulullah SAW bisa dilihat dari reaksi beliau ketika menerima wahyu. Beliau begitu ketakutan. Ini menunjukkan bahwa wahyu itu datangnya dari luar, bukan hasil perenungan dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun