Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mimpi dan Tahannuts

5 April 2022   18:47 Diperbarui: 5 April 2022   18:55 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Shahih Bukhari (sumber: muslim.or.id)

Mimpi yang benar memiliki standar. Standarnya, isyarat mimpi harus sesuai dengan syariat, yaitu Al-Quran dan Hadits. 

Misalnya, kita bermimpi bertemu keluarga kita yang telah meninggal dan memerintahkan kita untuk menjaga shalat. Maka mimpi seperti ini adalah mimpi yang benar.

Selain mimpi, dalam hadits dikatakan bahwa Rasulullah SAW diberikan kecintaan untuk bertahannuts. 

Bertahannuts artinya beribadah berwaktu malam. Bertahannuts bukan berarti bertapa dan berdiam diri.

Ketika bertahannuts, Nabi terkadang sering pulang ke rumah, setelah beberapa malam. Bahkan, terkadang Nabi menyempatkan diri untuk bertawaf. 

Di lain waktu, Nabi menyempatkan memberi sedekah kepada fakir miskin dengan sisa bekal yang dibawanya.

Lantas, mengapa Nabi bertahannuts? Ada teori yang mengatakan bahwa tahannuts adalah tradisi orang-orang sholeh pada zaman itu.

Tahannuts dilakukan agar seseorang tidak terpapar masyarakat jahiliyah yang sudah berlebihan. Kemusyrikan sudah melewati batas, sehingga sulit untuk didakwahi.

Setelah Nabi mendapat perintah untuk berdakwah secara terang-terangan, Nabi meninggalkan tahannuts. Nabi turun bergumul di kehidupan bermasyarakat, memberi penjelasan, menasehati, dan mengajak kepada jalan kebenaran.

Di zaman sekarang, kita juga tidak dianjurkan menyepi, berdiam diri, dan lari dari realitas masyarakat. Kita tidak bisa mengatakan bahwa keburukan dan kemusyrikan telah melampaui batas. 

Jangan sampai kita jatuh kepada jurang kesombongan. Merasa diri atau kelompok kita yang paling benar, dan menyalahkan yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun