Mimpi yang benar memiliki standar. Standarnya, isyarat mimpi harus sesuai dengan syariat, yaitu Al-Quran dan Hadits.Â
Misalnya, kita bermimpi bertemu keluarga kita yang telah meninggal dan memerintahkan kita untuk menjaga shalat. Maka mimpi seperti ini adalah mimpi yang benar.
Selain mimpi, dalam hadits dikatakan bahwa Rasulullah SAW diberikan kecintaan untuk bertahannuts.Â
Bertahannuts artinya beribadah berwaktu malam. Bertahannuts bukan berarti bertapa dan berdiam diri.
Ketika bertahannuts, Nabi terkadang sering pulang ke rumah, setelah beberapa malam. Bahkan, terkadang Nabi menyempatkan diri untuk bertawaf.Â
Di lain waktu, Nabi menyempatkan memberi sedekah kepada fakir miskin dengan sisa bekal yang dibawanya.
Lantas, mengapa Nabi bertahannuts? Ada teori yang mengatakan bahwa tahannuts adalah tradisi orang-orang sholeh pada zaman itu.
Tahannuts dilakukan agar seseorang tidak terpapar masyarakat jahiliyah yang sudah berlebihan. Kemusyrikan sudah melewati batas, sehingga sulit untuk didakwahi.
Setelah Nabi mendapat perintah untuk berdakwah secara terang-terangan, Nabi meninggalkan tahannuts. Nabi turun bergumul di kehidupan bermasyarakat, memberi penjelasan, menasehati, dan mengajak kepada jalan kebenaran.
Di zaman sekarang, kita juga tidak dianjurkan menyepi, berdiam diri, dan lari dari realitas masyarakat. Kita tidak bisa mengatakan bahwa keburukan dan kemusyrikan telah melampaui batas.Â
Jangan sampai kita jatuh kepada jurang kesombongan. Merasa diri atau kelompok kita yang paling benar, dan menyalahkan yang lain.