Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu: "Wahai orang yang berselimut" sampai firman Allah "dan berhala-berhala tinggalkanlah". Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh Hilal bin Raddad dari Az Zuhri. Dan Yunus berkata, dan Ma'mar menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri. (HR. al-Bukhari: 3)
Hadits ketiga ini menceritakan awal mula bagaimana Rasulullah SAW menerima wahyu di gua hira.
Diceritakan bahwa Rasulullah SAW sebelum menerima wahyu sering bermimpi.Â
Di dalam hadits yang lain Rasulullah mengatakan ada tiga jenis mimpi.
Pertama, mimpi yang merupakan berita kebenaran dari Allah SWT, ru'yas sholihan.
Kedua, mimpi yang disebabkan karena alam bawah sadar kita. Misalnya, permasalahan kehidupan yang terkadang terbawa mimpi. Biasa juga diistilahkan sebagai kembang tidur.
Ketiga, mimpi sebagai salah satu godaan setan.
Mimpi para Nabi adalah mimpi yang mengandung kebenaran dari Allah SWT. Mimpi juga digunakan sebagai salah satu media penurunan wahyu.
Salah satu contoh mimpi Nabi adalah mimpi Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail (QS As-Saffat: 102).
Bagaimana mimpi kita? Pastinya, kita bukan Nabi. Mimpi kita belum tentu datangnya dari Allah SWT. Oleh karenanya, kita tidak boleh berlebihan dalam menyikapi persoalan mimpi.