Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar Sejarah Lagi dari Polemik Keppres Serangan Umum 1 Maret 1949

19 Maret 2022   12:08 Diperbarui: 19 Maret 2022   12:22 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serangan Umum 1 Maret 1949 (sumber: kompas.com)

Polemik pertama terkait nama Soeharto, mantan Presiden Ke-2 RI yang hilang dari teks Keppres yang dikeluarkan. 

Tak pelak, hal ini memicu kritik dari sebagian ahli sejarah. Mereka berpendapat bahwa peran Soeharto dalam serangan umum 1 Maret 1949 tak bisa dinafikan. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Soeharto yang berpangkat Letnan Kolonel kala itu menjadi salah satu komandan yang memimpin pasukan menyerbu Yogyakarta.

Pemerintah menyanggah kritik tersebut dengan mengatakan bahwa Nama Soeharto tetap tercantum di naskah akademik Keppres ini. Bagi yang mendukung Keppres ini ada juga yang berpendapat bahwa ada yang perlu diluruskan tentang peran Soeharto pada serangan umum 1 Maret 1949 dari yang selama ini dipahami masyarakat.

Nama Soeharto sendiri memang bukan tanpa kontroversi. Ketika berkuasa, Soeharto dianggap telah mengubah sejarah dengan klaim bahwa dirinyalah yang telah mengambil inisiatif untuk menginisiasi serangan 1 Maret 1949. Kiranya itulah narasi yang bisa kita pahami dari apa yang telah terjadi pada orde baru. 

Selama orde baru yang hampir 32 tahun lamanya, nama Soeharto selalu dielu-elukan dalam peristiwa serangan 1 Maret 1949 di dalam buku sejarah yang diajarkan ke anak-anak Indonesia. Bahkan disinyalir adanya kebenaran mutlak dalam cerita. Artinya cuma ada satu versi cerita yang benar dan versi cerita lainnya tidak pernah diakui. Rasanya, adagium yang mengatakan jika hanya ada satu versi sejarah, maka kemungkinan sejarah itu salah, sangat relevan dengan kondisi ini.

Polemik kedua adalah masuknya nama Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta sebagai pihak yang menyetujui dan menggerakkan serangan 1 Maret 1949. 

Ahli sejarah mengatakan bahwa pada saat serangan terjadi, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta telah ditangkap oleh Belanda, bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka dikerangkeng. Hal ini yang menjadi kontroversi karena tidak mungkin terjadi komunikasi antara Soekarno atau Mohammad Hatta dengan para komandan perang dalam kondisi seperti itu.

Polemik ketiga adalah nama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang dianggap sebagai penggagas serangan 1 Maret 1949. 

Terkait ini bermunculan beberapa versi sejarah. Ada beberapa nama yang muncul dan dianggap sebagai penggagas serangan seperti, Sjafruddin Prawiranegara yang merupakan pimpinan PDRI kala itu, ada juga nama Kolonel Bambang Sugeng yang menjabat sebagai gubernur militer daerah Yogyakarta, dan pastinya nama Soeharto yang begitu digembar-gemborkan di masa orde baru.

Ya, sejarah memang selalu memiliki beberapa versi. Seorang mafia Amerika Joseph Massino mengatakan bahwa selalu ada tiga cerita, yaitu cerita saya, cerita kamu, dan cerita yang benar. Terkadang, sulit memang untuk menentukan fakta sebenarnya pada sebuah peristiwa yang sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu.

Apalagi jika para pelaku sejarahnya sudah tidak ada, maka kita hanya bisa mengambil informasi dari sumber kedua atau bukti-bukti sejarah yang ada yang mungkin tidak lengkap dan komprehensif. Bahkan itu semua pun terkadang disalah tafsirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun