Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Puasa Ramadan Mengajarkan Kita Pola Makan Sehat

23 April 2021   22:26 Diperbarui: 23 April 2021   23:15 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pola makan sehat (SHUTTERSTOCK via kompas.com) 

Bulan Ramadan sering disalah pahami. Terutama saat berbuka puasa. Momen berbahagia bagi yang berpuasa ini terkadang membuat orang kebablasan.

Karena dorongan nafsu, semua makanan yang ada di hadapan langsung disantap habis. Setelahnya, pasti Anda bisa bayangkan sendiri apa yang akan terjadi.

Padahal, puasa sebenarnya mengajarkan bagaimana kita seharusnya mengatur pola makan yang sehat.

Pola makan sehat sebenarnya bergantung kepada dua hal, yaitu jenis makanan dan kapan waktu kita makan.

Memperhatikan Jenis Makanan

Selama Ramadan kita seharusnya bisa menjaga jenis makanan yang kita makan. Waktu berbuka jangan dijadikan ajang balas dendam. 

Oleh karenanya seharian tidak makan, begitu  beduk magrib tiba seolah kita kalap, lupa diri, memakan semua makanan yang dihidangkan. Sebenarnya, tuntunan berbuka itu jelas. Berbuka seharusnya sederhana tidak berlebihan. 

Kita dianjurkan untuk makan kurma ketika berbuka. Hal ini bukan tanpa sebab. Kandungan gula dan ion-ion unsur logam di dalam kurma dapat memenuhi kekurangan energi dan menggantikan elektrolit yang hilang ketika kita berpuasa.

Sayangnya, berbuka dengan sederhana terkadang sulit dilakukan, karena kita terlalu mengikuti hawa nafsu. Berbagai macam hidangan membuat kita sulit menahan nafsu kita.

Padahal salah satu tujuan berpuasa adalah menahan hawa nafsu, bukan? Oleh karenanya, jika kita memaknai hikmah puasa, seharusnya kita bisa menahan diri kita.

Mengatur Waktu Makan

Selain itu, selama Ramadan, waktu makan kita mau tak mau sudah otomatis diatur oleh syariat berpuasa. Kita diatur untuk tidak makan di sembarang waktu.

Ketika azan subuh berkumandang, kita tidak lagi di perkenankan untuk makan dan minum. Selama siang hari kita dituntut menahan diri untuk tidak makan seharian. Baru ketika azan magrib berkumandang kita diperbolehkan untuk makan dan minum lagi.

Ibarat mesin, selama Ramadan mesin yang ada di dalam tubuh kita, di siang hari diistirahatkan sejenak untuk dilakukan perbaikan. Harapannya, mesin akan lebih sehat dan bekerja lebih baik lagi.

Waktu makan yang diatur,  menyebabkan kita rutin untuk makan dalam waktu yang relatif sama. Jika tak ada puasa, mungkin sulit bagi kita untuk melakukannya. Padahal, ini penting dilakukan dalam menjaga pola makan yang sehat.

Seperti kita ketahui, makan yang tidak teratur bisa menyebabkan metabolisme di dalam tubuh terganggu. 

Bahayanya, dampak yang disebabkan tidak hanya mengganggu sistem pencernaan, akan tetapi bisa juga mengganggu sistem metabolisme tubuh yang lain.

Sebenarnya, kebanyakan penyakit yang sering muncul pada tubuh manusia disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat ini.

Sebuah Refleksi

Kunci hidup sehat itu sebenarnya mudah. Jika kita mampu menjaga jenis makanan yang kita makan dan teratur untuk menjaga waktu makan, niscaya banyak penyakit berbahaya yang bisa kita hindari.

Ya, puasa mengajarkan kepada kita prinsip hidup sehat. Prinsipnya, makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang. 

Bukankah kita akan merasa lapar ketika seharian berpuasa? Bukankah kita akan merasa kenyang ketika sudah berbuka, walaupun hanya dengan buah kurma dan air putih saja?

Tanpa menjalankan puasa rasanya sulit bagi kita menerapkan prinsip ini. Banyaknya jenis makanan yang tersedia dimana-mana dan adanya nafsu makan yang tak terkendali, membuat kita makan secara berlebihan.

Dampaknya adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Jika obesitas diremehkan, dan tidak diperhatikan, dampaknya bisa sangat signifikan bagi kesehatan.

Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit yang berbahaya. Namun sayangnya, banyak orang yang tak menyadari bahayanya sehingga semakin hari semakin banyak yang menjadi obesitas.

Obesitas adalah tanda berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan tak akan membawa kemaslahatan.

Alhasil, jenis makanan dan mengatur waktu makan adalah dua cara pola makan yang sehat. Keduanya juga bisa mencegah terjadinya obesitas. Semuanya bisa didapat dalam puasa Ramadan yang penuh dengan hikmah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun