"Setiap habis Ramadan..." Penggemar grup musik Bimbo pastinya tahu penggalan lirik yang saya tuliskan itu, dan pastinya tahu kelanjutan liriknya.
Meskipun lirik lagu yang sangat apik dan menyentuh hati ini menceritakan tentang berakhirnya bulan Ramadan, akan tetapi makna lagu ini sangat relevan untuk direnungi selama bulan Ramadan.
Grup Musik Bimbo
Ya, bagi saya grup musik Bimbo memang spesial, dan saya yakin pasti banyak para pembaca juga yang mengidolakan mereka, bukan?
Musik yang sederhana, suara vokalis yang khas, dan lirik lagu yang penuh makna menjadi kekuatan utama grup musik ini.
Ikatan yang kuat antar personilnya pun tidak diragukan. Seperti kita ketahui, semua personil grup Bimbo adalah bersaudara.
Ketika dibentuk grup ini terdiri dari tiga bersaudara kakak beradik Sam Bimbo, Acil Bimbo, dan Jaka Bimbo. Kemudian, dalam perjalanannya personil ditambah oleh adik perempuan mereka Iin Parlina.
Pada awalnya, grup musik ini memang sudah dikenal dengan kekuatan pada lirik-lirik lagunya. Lirik lagu puitis tentang cinta dan satire sosial banyak diangkat oleh grup musik asal Bandung ini di awal kehadirannya.
Kini, setelah hampir 50 tahun lebih berkarir, Bimbo lebih dikenal dengan grup musik yang menyanyikan lagu-lagu bertemakan religius.
Setiap bulan Ramadan, lagu-lagu bimbo banyak diperdengarkan dimana-mana. Lagu seperti, Bermata Tapi Tak Melihat, Tuhan, Sajadah Panjang, Anak Bertanya pada Bapak dan Rindu Rasul terasa tak asing di telinga kita.
Penyair Buya Taufiq Ismail
Aroma religius pada lagu-lagu Bimbo terilhami oleh sajak-sajak karya penyair Buya Taufiq Ismail. Semenjak mereka berkolaborasi, lagu-lagu Bimbo yang mengambil lirik sajak karya Buya Taufiq Ismail meledak di pasaran.